Internet yang selama ini kita ketahui hanya untuk browsing, e-mail,
chatting ternyata sekarang sering digunakan oleh pelajar dan mahasiswa
untuk bermain game yang lebih dikenal dengan Game Online.
Dimana game online itu sendiri didefinisikan sebagai fasilitas
permainan digital di dunia maya yang dapat terhubung dengan puluhan
orang sekaligus serta dengan beragam permainan yang menarik bagi pemain
yang suka bersaing, juga dapat merangsang pemain untuk menampilkan hasil
yang lebih baik, karena masing-masing pemain akan berusaha untuk
mencapai patokan yang bersifat unggul.
Game online yang terkenal sebagai sarana pengisi waktu luang dan
rifreshing bagi kalangan remaja dan dewasa yang kini berubah menjadi
sarana kegiatan sehari-hari, sehingga sangat berdampak negative bagi
subjek (pecandunya). Game yang terdapat dalam gamezone (game online)
hanya bersifat fiktif dan karakter yang ada hanyalah illustrator,
sehingga sifatnya hanya menyenangkan, dan game hanya membuang-buang
uang, waktu, membuat seseorang menjadi malas, dan lupa diri akan tugas
mereka sebagai pelajar dan mahasiswa , sebab pekerjaan-pekerjaan yang
lain akan terbengkalai. Subjek juga merasa bahwa pengaruh game online
tersebut tentunya bersifat negatif dan dapat membuat motivasi subjek
menjadi rendah atau turun sehingga membuat nilai pelajaran atau prestasi
akademisnya menurun.
Pengaruh Game Online
Permainan game online bagi kalangan remaja, pelajar tingkat pertama
hingga menengah bahkan anak-anak TK bukanlah hal yang asing lagi di
zaman sekarang ini. Banyak fakta yang kita jumpai, dengan survey ke
warnet, maka tidak jarang kalangan dewasa dan remaja bahkan anak-anak
yang sedang bermain game online. Bisnis warnet yang berada saat ini
sangat digandrungi atau diminati banyak orang. Berkembangnya permainan
game online ini pun sudah menjamur di kota-kota besar di Indonesia
bahkan sampai ke pedesaan. Perkembangan warnet di Indonesia semenjak
beberapa tahun terakhir terlihat sangat pesat. Dari hasil survey yang
dilakukan oleh beberapa rekan kita (Wildan, Chan, Ari, Agusta) di
beberapa warnet umumnya terlihat dipenuhi oleh kalangan pelajar yang tak
kelak selalu datang untuk menghabiskan waktunya bermain game online dan
terkadang mereka rela untuk tidak masuk sekolah (bolos ) hanya demi
bermain game online.
Apa yang dilakukan pelajar tersebut terkadang tanpa diketahui oleh
orang tua mereka, ada saja alasan mereka untuk meyakinkan orang tua nya,
entah itu belajar di rumah teman, atau ada acara sekolah. Dan pasrahnya
lagi mereka sampai meminta uang lebih dengan alasan tuk membeli
kubutuhan sekolah mereka. Dalam hal ini seharusnya para orang tua harus
lebih memperhatikan lagi anak – anak mereka, paling tidak mengetahui
kemana mereka setelah pulang sekolah.
Untuk mengetahui lebih dalam fenomena ini, kita mencoba melakukan
survey langsung dan sekaligus wawancara kepada beberapa pengguna
fasilitas warnet (game online) di salah satu warnet di daerah kota
Malang terutama di sekitar area kampus kita dan sekolah yang dekat
dengan warnet. Di tempat tersebut bisa dibilang selalu ramai/diminati
oleh para pelajar yang ingin bermain game online.
Sebelum melakukan wawancara terhadap beberapa pelajar, kita
menyempatkan diri untuk terlebih dahulu bertanya–tanya pada salah satu
Operator di warnet tersebut, sebut saja namanya “Mas Bagus” yang sudah
sekitar 2 tahun bekerja sebagai Operator di tempat sekaligus pemillik
warnet tersebut. Lalu kami melontarkan beberapa pertanyaan kepadanya,
diantaranya adalah :
“Mas, Siapa saja sih yang sering datang ke tempat game online ini?”
Jawabnya :
“Wah,biasanya yang datang kesini rata – rata anak SD,SMP,SMK sampai mahasiswa.
“Berapa lama mereka bermain?”
Jawabnya:
“kebanyakan sih tuk anak SMP dan SMK mengambil paket 5 jam pukul
07.00-12.00 siang dan Mahasiswa kebanyakan mengambil paket Full 15-24
jam ”.
Dari sini kita lihat bahwa paket tersebut merupakan waktu yang
seharusnya sekolah, kuliah sehingga bisa kita ambil kesimpulan bahwa
mereka membolos pada jam tersebut dan memilih bermain game online di
warnet tersebut. Sampai lupa untuk mengerjakan tugas-tugas mereka.
“Apa saja sih yang biasa dimainkan oleh mereka dan menurut mas sendiri bagus gak permainan game online pada umumnya yang mereka mainkan?”
Jawabnya :
“Rata – rata mereka bermain game online seperti Ayodance, RF, DotA,
Point Blank, dan tak ayal mereka juga juga membuka jejaringan sosial
seperti Facebook untuk sekedar mengupdate status. Kemudian ketika
ditanyakan bagus tidaknya bermain game online bagi mereka, menurutnya
tergantung dari pribadi para pelajar itu sendiri bagaimana mereka dapat
mengatur waktunya dimana saat waktu untuk sekolah, kuliah, bekerja dan
bermain lalu dari game online ini mungkin ada nilai baik dan buruknya,
untuk buruknya pasti lebih banyak mereka bisa lupa akan kewajibannya
untuk belajar, lupa waktu hingga tidak sekolah dan kuliah dan baiknya
mungkin mereka bisa mendapatkan banyak teman baik nyata maupun di dunia
maya”.
Selepas kami bertanya – tanya dengan Operator ditempat tersebut, kita
melanjutkan dengan mewawancarai beberapa pelajar yang sedang bermain
disana. Diawali dengan wawancara kita dengan salah satu siswa tingkat 2
SMP sebut saja namanya Galang, dia sering sekali bermain game online ini
selepas pulang sekolah, ketika ditanya apakah orang tuanya mengetahui,
ujarnya orang tuanya pun mengetahui kebiasaanya bermain ditempat ini dan
hanya berpesan kepadanya agar tahu waktu bermain. Kami pun bertanya
juga kepadanya :
”Enak gag sih bermain game online itu, biasanya suka kamu suka main game apa disini ?”
Jawabnya :
” Ehmmt…ya enak aja seru permainannya, biasanya main Ayodance, leaf 4 dead sama buka facebook”.
Bisa dibayangkan bahwa siswa sekolah menengah pertama saja sudah tak
awam lagi tentang warnet, khususnya game online tersebut, malah ia
terlihat mahir sekali dengan menggunakan komputer. Apa lagi ia sudah
paham betul menggunakan situs jejaringan sosial terkenal seperti
Facebook yang pada umunya sering digunakan oleh para remaja atau orang
dewasa untuk berkomunikasi. Memang benar saja, perkembangan zaman saat
ini sudah sangat pesat sekali anak – anak pun dapat menggunakan dan
mengoperasikan komputer dengan baik walaupun hanya bermain game online.
Dan mereka juga memanfaatkan game ini untuk bisa menambah teman apalagi
mendapatkan kenalan cewek atau cowok. Mereka tidak merasa minder
ataupun malu bermain disini.
Jadi maraknya perkembangan dunia internet, membawa banyak pengaruh
dan dampak bagi mereka terutama pada kalangan pelajar. Salah satunya
dengan kehadiran game online
Candu Game Online
Permainan ini dapat mengganggu prestasi belajar. Hal ini karena permainan game online memiliki sifat adiktif atau membawa candu. Akibatnya anak yang sudah mengenal game online akan cenderung ketagihan, dan terpengaruh baik secara langsung maupun tidak.
Salah satunya di kalangan anak sekolah merupakan salah satu kelompok
yang mudah terpengaruh oleh dampak game online. Waktu yang seharusnya
digunakan untuk beristirahat atau bermain, namun anak cenderung
memanfaatkannya untuk duduk di depan komputer dan asik dalam permainan
game online tersebut.
Meskipun kelihatannya sekedar duduk dampak jangka panjang dari
permainan games yang menghabiskan waktu luang lebih dari 30 jam
per-minggu, menguras banyak uang, bahkan permainan game dapat menguras
energi serta membutuhkan konsentrasi dan anak diransang penasaran untuk
mengejar nilai tinggi bahkan anak lupa waktu untuk berhenti sejenak.
“Ketergantungan semacam itu dapat memicu perilaku negatif seperti
mencuri uang untuk membeli game baru, bolos sekolah,berbohong kepada
orang tua, malas mengerjakan pekerjaan rumah (PR), atau rasa tak tenang
saat tidak dapat bermain games.”
Bila anak bermain game dengan tingkat ketergantungan yang tinggi dan
posisi duduk yang salah saat bermain games dikawatirkan anak akan
mengidap Repetitive Strain Injury (RSI) atau nyeri sendi di kalangan anak-anak di usia muda.
Mencegah Dampak Game Online
Untuk mencegah seorang anak bermain game online tentu bukan pekerjaan
mudah. Fasilitas internet yang banyak tersedia dimana-mana, salah
satunya WARNET, menjadikan anak bisa mengakses internet dari mana saja.
Tidak selalu harus bermain di rumah, anak bisa mencuri waktu
sepulang sekolah dengan mengunjungi arena game online atau WARNET yang
ada di sekitar sekolah mereka.
Untuk itu, ada beberapa hal yang harus dilakukan orang tua. Di antaranya :
1. Bekerjasama dengan guru di sekolah untuk turut memantau perkembangan belajar anaknya.
2. Menjalin komunikasi informal pada anak agar seorang anak
tersebut bisa terbuka pada orang tua, sehingga orang tua bisa
memberikan pendidikan pada seorang anak tanpa sang anak merasa
dihakimi.
3. Bagi para orang tua belajarlah tentang game online. Sehingga
orang tua bisa berdiskusi dengan anak mereka tentang permainan
tersebut. Jika ini bisa terjadi, anak tidak akan perlu mencari pelarian
dengan kawan-kawannya untuk sekedar berdiskusi tentang permainan game
online. Sehingga anak bisa lebih betah di rumah karena bisa mendapatkan
kawan mengobrol yang memahami dunia mereka.
4. Orang tua harus memberikan waktu khusus untuk bermain game
online, dan beri ketegasan pada anak tersebut untuk tidak bermain di
luar waktu yang sudah disepakati. Ini menunjukkan bahwa orang tua tidak
sekedar melarang, namun memberikan kelonggaran. Di sisi lain orang tua
harus mengajarkan pada anak bagaimana untuk bertanggung jawab, disiplin
pada waktu yang dimilikinya.
Referensi :
-Solihin,Gaul Tekno Tanpa Error, Gema Insani Press, Jakarta.2007
CAH BAGUS ERIKO
Senin, 07 Oktober 2013
Pengaruh dan Dampak Game Online Bagi Kalangan Remaja (Terutama padaTingkat Pelajar )
Internet yang selama ini kita ketahui hanya untuk browsing, e-mail,
chatting ternyata sekarang sering digunakan oleh pelajar dan mahasiswa
untuk bermain game yang lebih dikenal dengan Game Online.
Dimana game online itu sendiri didefinisikan sebagai fasilitas
permainan digital di dunia maya yang dapat terhubung dengan puluhan
orang sekaligus serta dengan beragam permainan yang menarik bagi pemain
yang suka bersaing, juga dapat merangsang pemain untuk menampilkan hasil
yang lebih baik, karena masing-masing pemain akan berusaha untuk
mencapai patokan yang bersifat unggul.
Game online yang terkenal sebagai sarana pengisi waktu luang dan rifreshing bagi kalangan remaja dan dewasa yang kini berubah menjadi sarana kegiatan sehari-hari, sehingga sangat berdampak negative bagi subjek (pecandunya). Game yang terdapat dalam gamezone (game online) hanya bersifat fiktif dan karakter yang ada hanyalah illustrator, sehingga sifatnya hanya menyenangkan, dan game hanya membuang-buang uang, waktu, membuat seseorang menjadi malas, dan lupa diri akan tugas mereka sebagai pelajar dan mahasiswa , sebab pekerjaan-pekerjaan yang lain akan terbengkalai. Subjek juga merasa bahwa pengaruh game online tersebut tentunya bersifat negatif dan dapat membuat motivasi subjek menjadi rendah atau turun sehingga membuat nilai pelajaran atau prestasi akademisnya menurun.
Pengaruh Game Online
Permainan game online bagi kalangan remaja, pelajar tingkat pertama hingga menengah bahkan anak-anak TK bukanlah hal yang asing lagi di zaman sekarang ini. Banyak fakta yang kita jumpai, dengan survey ke warnet, maka tidak jarang kalangan dewasa dan remaja bahkan anak-anak yang sedang bermain game online. Bisnis warnet yang berada saat ini sangat digandrungi atau diminati banyak orang. Berkembangnya permainan game online ini pun sudah menjamur di kota-kota besar di Indonesia bahkan sampai ke pedesaan. Perkembangan warnet di Indonesia semenjak beberapa tahun terakhir terlihat sangat pesat. Dari hasil survey yang dilakukan oleh beberapa rekan kita (Wildan, Chan, Ari, Agusta) di beberapa warnet umumnya terlihat dipenuhi oleh kalangan pelajar yang tak kelak selalu datang untuk menghabiskan waktunya bermain game online dan terkadang mereka rela untuk tidak masuk sekolah (bolos ) hanya demi bermain game online.
Apa yang dilakukan pelajar tersebut terkadang tanpa diketahui oleh orang tua mereka, ada saja alasan mereka untuk meyakinkan orang tua nya, entah itu belajar di rumah teman, atau ada acara sekolah. Dan pasrahnya lagi mereka sampai meminta uang lebih dengan alasan tuk membeli kubutuhan sekolah mereka. Dalam hal ini seharusnya para orang tua harus lebih memperhatikan lagi anak – anak mereka, paling tidak mengetahui kemana mereka setelah pulang sekolah.
Untuk mengetahui lebih dalam fenomena ini, kita mencoba melakukan survey langsung dan sekaligus wawancara kepada beberapa pengguna fasilitas warnet (game online) di salah satu warnet di daerah kota Malang terutama di sekitar area kampus kita dan sekolah yang dekat dengan warnet. Di tempat tersebut bisa dibilang selalu ramai/diminati oleh para pelajar yang ingin bermain game online.
Sebelum melakukan wawancara terhadap beberapa pelajar, kita menyempatkan diri untuk terlebih dahulu bertanya–tanya pada salah satu Operator di warnet tersebut, sebut saja namanya “Mas Bagus” yang sudah sekitar 2 tahun bekerja sebagai Operator di tempat sekaligus pemillik warnet tersebut. Lalu kami melontarkan beberapa pertanyaan kepadanya, diantaranya adalah :
“Mas, Siapa saja sih yang sering datang ke tempat game online ini?”
Jawabnya :
“Wah,biasanya yang datang kesini rata – rata anak SD,SMP,SMK sampai mahasiswa.
“Berapa lama mereka bermain?”
Jawabnya:
“kebanyakan sih tuk anak SMP dan SMK mengambil paket 5 jam pukul 07.00-12.00 siang dan Mahasiswa kebanyakan mengambil paket Full 15-24 jam ”.
Dari sini kita lihat bahwa paket tersebut merupakan waktu yang seharusnya sekolah, kuliah sehingga bisa kita ambil kesimpulan bahwa mereka membolos pada jam tersebut dan memilih bermain game online di warnet tersebut. Sampai lupa untuk mengerjakan tugas-tugas mereka.
“Apa saja sih yang biasa dimainkan oleh mereka dan menurut mas sendiri bagus gak permainan game online pada umumnya yang mereka mainkan?”
Jawabnya :
“Rata – rata mereka bermain game online seperti Ayodance, RF, DotA, Point Blank, dan tak ayal mereka juga juga membuka jejaringan sosial seperti Facebook untuk sekedar mengupdate status. Kemudian ketika ditanyakan bagus tidaknya bermain game online bagi mereka, menurutnya tergantung dari pribadi para pelajar itu sendiri bagaimana mereka dapat mengatur waktunya dimana saat waktu untuk sekolah, kuliah, bekerja dan bermain lalu dari game online ini mungkin ada nilai baik dan buruknya, untuk buruknya pasti lebih banyak mereka bisa lupa akan kewajibannya untuk belajar, lupa waktu hingga tidak sekolah dan kuliah dan baiknya mungkin mereka bisa mendapatkan banyak teman baik nyata maupun di dunia maya”.
Selepas kami bertanya – tanya dengan Operator ditempat tersebut, kita melanjutkan dengan mewawancarai beberapa pelajar yang sedang bermain disana. Diawali dengan wawancara kita dengan salah satu siswa tingkat 2 SMP sebut saja namanya Galang, dia sering sekali bermain game online ini selepas pulang sekolah, ketika ditanya apakah orang tuanya mengetahui, ujarnya orang tuanya pun mengetahui kebiasaanya bermain ditempat ini dan hanya berpesan kepadanya agar tahu waktu bermain. Kami pun bertanya juga kepadanya :
”Enak gag sih bermain game online itu, biasanya suka kamu suka main game apa disini ?”
Jawabnya :
” Ehmmt…ya enak aja seru permainannya, biasanya main Ayodance, leaf 4 dead sama buka facebook”.
Bisa dibayangkan bahwa siswa sekolah menengah pertama saja sudah tak awam lagi tentang warnet, khususnya game online tersebut, malah ia terlihat mahir sekali dengan menggunakan komputer. Apa lagi ia sudah paham betul menggunakan situs jejaringan sosial terkenal seperti Facebook yang pada umunya sering digunakan oleh para remaja atau orang dewasa untuk berkomunikasi. Memang benar saja, perkembangan zaman saat ini sudah sangat pesat sekali anak – anak pun dapat menggunakan dan mengoperasikan komputer dengan baik walaupun hanya bermain game online. Dan mereka juga memanfaatkan game ini untuk bisa menambah teman apalagi mendapatkan kenalan cewek atau cowok. Mereka tidak merasa minder ataupun malu bermain disini.
Jadi maraknya perkembangan dunia internet, membawa banyak pengaruh dan dampak bagi mereka terutama pada kalangan pelajar. Salah satunya dengan kehadiran game online
Candu Game Online
Permainan ini dapat mengganggu prestasi belajar. Hal ini karena permainan game online memiliki sifat adiktif atau membawa candu. Akibatnya anak yang sudah mengenal game online akan cenderung ketagihan, dan terpengaruh baik secara langsung maupun tidak.
Salah satunya di kalangan anak sekolah merupakan salah satu kelompok yang mudah terpengaruh oleh dampak game online. Waktu yang seharusnya digunakan untuk beristirahat atau bermain, namun anak cenderung memanfaatkannya untuk duduk di depan komputer dan asik dalam permainan game online tersebut.
Meskipun kelihatannya sekedar duduk dampak jangka panjang dari permainan games yang menghabiskan waktu luang lebih dari 30 jam per-minggu, menguras banyak uang, bahkan permainan game dapat menguras energi serta membutuhkan konsentrasi dan anak diransang penasaran untuk mengejar nilai tinggi bahkan anak lupa waktu untuk berhenti sejenak.
“Ketergantungan semacam itu dapat memicu perilaku negatif seperti mencuri uang untuk membeli game baru, bolos sekolah,berbohong kepada orang tua, malas mengerjakan pekerjaan rumah (PR), atau rasa tak tenang saat tidak dapat bermain games.”
Bila anak bermain game dengan tingkat ketergantungan yang tinggi dan posisi duduk yang salah saat bermain games dikawatirkan anak akan mengidap Repetitive Strain Injury (RSI) atau nyeri sendi di kalangan anak-anak di usia muda.
Mencegah Dampak Game Online
Untuk mencegah seorang anak bermain game online tentu bukan pekerjaan mudah. Fasilitas internet yang banyak tersedia dimana-mana, salah satunya WARNET, menjadikan anak bisa mengakses internet dari mana saja.
Tidak selalu harus bermain di rumah, anak bisa mencuri waktu sepulang sekolah dengan mengunjungi arena game online atau WARNET yang ada di sekitar sekolah mereka.
Untuk itu, ada beberapa hal yang harus dilakukan orang tua. Di antaranya :
1. Bekerjasama dengan guru di sekolah untuk turut memantau perkembangan belajar anaknya.
2. Menjalin komunikasi informal pada anak agar seorang anak tersebut bisa terbuka pada orang tua, sehingga orang tua bisa memberikan pendidikan pada seorang anak tanpa sang anak merasa dihakimi.
3. Bagi para orang tua belajarlah tentang game online. Sehingga orang tua bisa berdiskusi dengan anak mereka tentang permainan tersebut. Jika ini bisa terjadi, anak tidak akan perlu mencari pelarian dengan kawan-kawannya untuk sekedar berdiskusi tentang permainan game online. Sehingga anak bisa lebih betah di rumah karena bisa mendapatkan kawan mengobrol yang memahami dunia mereka.
4. Orang tua harus memberikan waktu khusus untuk bermain game online, dan beri ketegasan pada anak tersebut untuk tidak bermain di luar waktu yang sudah disepakati. Ini menunjukkan bahwa orang tua tidak sekedar melarang, namun memberikan kelonggaran. Di sisi lain orang tua harus mengajarkan pada anak bagaimana untuk bertanggung jawab, disiplin pada waktu yang dimilikinya.
Referensi :
-Solihin,Gaul Tekno Tanpa Error, Gema Insani Press, Jakarta.2007
Game online yang terkenal sebagai sarana pengisi waktu luang dan rifreshing bagi kalangan remaja dan dewasa yang kini berubah menjadi sarana kegiatan sehari-hari, sehingga sangat berdampak negative bagi subjek (pecandunya). Game yang terdapat dalam gamezone (game online) hanya bersifat fiktif dan karakter yang ada hanyalah illustrator, sehingga sifatnya hanya menyenangkan, dan game hanya membuang-buang uang, waktu, membuat seseorang menjadi malas, dan lupa diri akan tugas mereka sebagai pelajar dan mahasiswa , sebab pekerjaan-pekerjaan yang lain akan terbengkalai. Subjek juga merasa bahwa pengaruh game online tersebut tentunya bersifat negatif dan dapat membuat motivasi subjek menjadi rendah atau turun sehingga membuat nilai pelajaran atau prestasi akademisnya menurun.
Pengaruh Game Online
Permainan game online bagi kalangan remaja, pelajar tingkat pertama hingga menengah bahkan anak-anak TK bukanlah hal yang asing lagi di zaman sekarang ini. Banyak fakta yang kita jumpai, dengan survey ke warnet, maka tidak jarang kalangan dewasa dan remaja bahkan anak-anak yang sedang bermain game online. Bisnis warnet yang berada saat ini sangat digandrungi atau diminati banyak orang. Berkembangnya permainan game online ini pun sudah menjamur di kota-kota besar di Indonesia bahkan sampai ke pedesaan. Perkembangan warnet di Indonesia semenjak beberapa tahun terakhir terlihat sangat pesat. Dari hasil survey yang dilakukan oleh beberapa rekan kita (Wildan, Chan, Ari, Agusta) di beberapa warnet umumnya terlihat dipenuhi oleh kalangan pelajar yang tak kelak selalu datang untuk menghabiskan waktunya bermain game online dan terkadang mereka rela untuk tidak masuk sekolah (bolos ) hanya demi bermain game online.
Apa yang dilakukan pelajar tersebut terkadang tanpa diketahui oleh orang tua mereka, ada saja alasan mereka untuk meyakinkan orang tua nya, entah itu belajar di rumah teman, atau ada acara sekolah. Dan pasrahnya lagi mereka sampai meminta uang lebih dengan alasan tuk membeli kubutuhan sekolah mereka. Dalam hal ini seharusnya para orang tua harus lebih memperhatikan lagi anak – anak mereka, paling tidak mengetahui kemana mereka setelah pulang sekolah.
Untuk mengetahui lebih dalam fenomena ini, kita mencoba melakukan survey langsung dan sekaligus wawancara kepada beberapa pengguna fasilitas warnet (game online) di salah satu warnet di daerah kota Malang terutama di sekitar area kampus kita dan sekolah yang dekat dengan warnet. Di tempat tersebut bisa dibilang selalu ramai/diminati oleh para pelajar yang ingin bermain game online.
Sebelum melakukan wawancara terhadap beberapa pelajar, kita menyempatkan diri untuk terlebih dahulu bertanya–tanya pada salah satu Operator di warnet tersebut, sebut saja namanya “Mas Bagus” yang sudah sekitar 2 tahun bekerja sebagai Operator di tempat sekaligus pemillik warnet tersebut. Lalu kami melontarkan beberapa pertanyaan kepadanya, diantaranya adalah :
“Mas, Siapa saja sih yang sering datang ke tempat game online ini?”
Jawabnya :
“Wah,biasanya yang datang kesini rata – rata anak SD,SMP,SMK sampai mahasiswa.
“Berapa lama mereka bermain?”
Jawabnya:
“kebanyakan sih tuk anak SMP dan SMK mengambil paket 5 jam pukul 07.00-12.00 siang dan Mahasiswa kebanyakan mengambil paket Full 15-24 jam ”.
Dari sini kita lihat bahwa paket tersebut merupakan waktu yang seharusnya sekolah, kuliah sehingga bisa kita ambil kesimpulan bahwa mereka membolos pada jam tersebut dan memilih bermain game online di warnet tersebut. Sampai lupa untuk mengerjakan tugas-tugas mereka.
“Apa saja sih yang biasa dimainkan oleh mereka dan menurut mas sendiri bagus gak permainan game online pada umumnya yang mereka mainkan?”
Jawabnya :
“Rata – rata mereka bermain game online seperti Ayodance, RF, DotA, Point Blank, dan tak ayal mereka juga juga membuka jejaringan sosial seperti Facebook untuk sekedar mengupdate status. Kemudian ketika ditanyakan bagus tidaknya bermain game online bagi mereka, menurutnya tergantung dari pribadi para pelajar itu sendiri bagaimana mereka dapat mengatur waktunya dimana saat waktu untuk sekolah, kuliah, bekerja dan bermain lalu dari game online ini mungkin ada nilai baik dan buruknya, untuk buruknya pasti lebih banyak mereka bisa lupa akan kewajibannya untuk belajar, lupa waktu hingga tidak sekolah dan kuliah dan baiknya mungkin mereka bisa mendapatkan banyak teman baik nyata maupun di dunia maya”.
Selepas kami bertanya – tanya dengan Operator ditempat tersebut, kita melanjutkan dengan mewawancarai beberapa pelajar yang sedang bermain disana. Diawali dengan wawancara kita dengan salah satu siswa tingkat 2 SMP sebut saja namanya Galang, dia sering sekali bermain game online ini selepas pulang sekolah, ketika ditanya apakah orang tuanya mengetahui, ujarnya orang tuanya pun mengetahui kebiasaanya bermain ditempat ini dan hanya berpesan kepadanya agar tahu waktu bermain. Kami pun bertanya juga kepadanya :
”Enak gag sih bermain game online itu, biasanya suka kamu suka main game apa disini ?”
Jawabnya :
” Ehmmt…ya enak aja seru permainannya, biasanya main Ayodance, leaf 4 dead sama buka facebook”.
Bisa dibayangkan bahwa siswa sekolah menengah pertama saja sudah tak awam lagi tentang warnet, khususnya game online tersebut, malah ia terlihat mahir sekali dengan menggunakan komputer. Apa lagi ia sudah paham betul menggunakan situs jejaringan sosial terkenal seperti Facebook yang pada umunya sering digunakan oleh para remaja atau orang dewasa untuk berkomunikasi. Memang benar saja, perkembangan zaman saat ini sudah sangat pesat sekali anak – anak pun dapat menggunakan dan mengoperasikan komputer dengan baik walaupun hanya bermain game online. Dan mereka juga memanfaatkan game ini untuk bisa menambah teman apalagi mendapatkan kenalan cewek atau cowok. Mereka tidak merasa minder ataupun malu bermain disini.
Jadi maraknya perkembangan dunia internet, membawa banyak pengaruh dan dampak bagi mereka terutama pada kalangan pelajar. Salah satunya dengan kehadiran game online
Candu Game Online
Permainan ini dapat mengganggu prestasi belajar. Hal ini karena permainan game online memiliki sifat adiktif atau membawa candu. Akibatnya anak yang sudah mengenal game online akan cenderung ketagihan, dan terpengaruh baik secara langsung maupun tidak.
Salah satunya di kalangan anak sekolah merupakan salah satu kelompok yang mudah terpengaruh oleh dampak game online. Waktu yang seharusnya digunakan untuk beristirahat atau bermain, namun anak cenderung memanfaatkannya untuk duduk di depan komputer dan asik dalam permainan game online tersebut.
Meskipun kelihatannya sekedar duduk dampak jangka panjang dari permainan games yang menghabiskan waktu luang lebih dari 30 jam per-minggu, menguras banyak uang, bahkan permainan game dapat menguras energi serta membutuhkan konsentrasi dan anak diransang penasaran untuk mengejar nilai tinggi bahkan anak lupa waktu untuk berhenti sejenak.
“Ketergantungan semacam itu dapat memicu perilaku negatif seperti mencuri uang untuk membeli game baru, bolos sekolah,berbohong kepada orang tua, malas mengerjakan pekerjaan rumah (PR), atau rasa tak tenang saat tidak dapat bermain games.”
Bila anak bermain game dengan tingkat ketergantungan yang tinggi dan posisi duduk yang salah saat bermain games dikawatirkan anak akan mengidap Repetitive Strain Injury (RSI) atau nyeri sendi di kalangan anak-anak di usia muda.
Mencegah Dampak Game Online
Untuk mencegah seorang anak bermain game online tentu bukan pekerjaan mudah. Fasilitas internet yang banyak tersedia dimana-mana, salah satunya WARNET, menjadikan anak bisa mengakses internet dari mana saja.
Tidak selalu harus bermain di rumah, anak bisa mencuri waktu sepulang sekolah dengan mengunjungi arena game online atau WARNET yang ada di sekitar sekolah mereka.
Untuk itu, ada beberapa hal yang harus dilakukan orang tua. Di antaranya :
1. Bekerjasama dengan guru di sekolah untuk turut memantau perkembangan belajar anaknya.
2. Menjalin komunikasi informal pada anak agar seorang anak tersebut bisa terbuka pada orang tua, sehingga orang tua bisa memberikan pendidikan pada seorang anak tanpa sang anak merasa dihakimi.
3. Bagi para orang tua belajarlah tentang game online. Sehingga orang tua bisa berdiskusi dengan anak mereka tentang permainan tersebut. Jika ini bisa terjadi, anak tidak akan perlu mencari pelarian dengan kawan-kawannya untuk sekedar berdiskusi tentang permainan game online. Sehingga anak bisa lebih betah di rumah karena bisa mendapatkan kawan mengobrol yang memahami dunia mereka.
4. Orang tua harus memberikan waktu khusus untuk bermain game online, dan beri ketegasan pada anak tersebut untuk tidak bermain di luar waktu yang sudah disepakati. Ini menunjukkan bahwa orang tua tidak sekedar melarang, namun memberikan kelonggaran. Di sisi lain orang tua harus mengajarkan pada anak bagaimana untuk bertanggung jawab, disiplin pada waktu yang dimilikinya.
Referensi :
-Solihin,Gaul Tekno Tanpa Error, Gema Insani Press, Jakarta.2007
Pengaruh dan Dampak Game Online Bagi Kalangan Remaja (Terutama padaTingkat Pelajar )
Internet yang selama ini kita ketahui hanya untuk browsing, e-mail,
chatting ternyata sekarang sering digunakan oleh pelajar dan mahasiswa
untuk bermain game yang lebih dikenal dengan Game Online.
Dimana game online itu sendiri didefinisikan sebagai fasilitas
permainan digital di dunia maya yang dapat terhubung dengan puluhan
orang sekaligus serta dengan beragam permainan yang menarik bagi pemain
yang suka bersaing, juga dapat merangsang pemain untuk menampilkan hasil
yang lebih baik, karena masing-masing pemain akan berusaha untuk
mencapai patokan yang bersifat unggul.
Game online yang terkenal sebagai sarana pengisi waktu luang dan rifreshing bagi kalangan remaja dan dewasa yang kini berubah menjadi sarana kegiatan sehari-hari, sehingga sangat berdampak negative bagi subjek (pecandunya). Game yang terdapat dalam gamezone (game online) hanya bersifat fiktif dan karakter yang ada hanyalah illustrator, sehingga sifatnya hanya menyenangkan, dan game hanya membuang-buang uang, waktu, membuat seseorang menjadi malas, dan lupa diri akan tugas mereka sebagai pelajar dan mahasiswa , sebab pekerjaan-pekerjaan yang lain akan terbengkalai. Subjek juga merasa bahwa pengaruh game online tersebut tentunya bersifat negatif dan dapat membuat motivasi subjek menjadi rendah atau turun sehingga membuat nilai pelajaran atau prestasi akademisnya menurun.
Pengaruh Game Online
Permainan game online bagi kalangan remaja, pelajar tingkat pertama hingga menengah bahkan anak-anak TK bukanlah hal yang asing lagi di zaman sekarang ini. Banyak fakta yang kita jumpai, dengan survey ke warnet, maka tidak jarang kalangan dewasa dan remaja bahkan anak-anak yang sedang bermain game online. Bisnis warnet yang berada saat ini sangat digandrungi atau diminati banyak orang. Berkembangnya permainan game online ini pun sudah menjamur di kota-kota besar di Indonesia bahkan sampai ke pedesaan. Perkembangan warnet di Indonesia semenjak beberapa tahun terakhir terlihat sangat pesat. Dari hasil survey yang dilakukan oleh beberapa rekan kita (Wildan, Chan, Ari, Agusta) di beberapa warnet umumnya terlihat dipenuhi oleh kalangan pelajar yang tak kelak selalu datang untuk menghabiskan waktunya bermain game online dan terkadang mereka rela untuk tidak masuk sekolah (bolos ) hanya demi bermain game online.
Apa yang dilakukan pelajar tersebut terkadang tanpa diketahui oleh orang tua mereka, ada saja alasan mereka untuk meyakinkan orang tua nya, entah itu belajar di rumah teman, atau ada acara sekolah. Dan pasrahnya lagi mereka sampai meminta uang lebih dengan alasan tuk membeli kubutuhan sekolah mereka. Dalam hal ini seharusnya para orang tua harus lebih memperhatikan lagi anak – anak mereka, paling tidak mengetahui kemana mereka setelah pulang sekolah.
Untuk mengetahui lebih dalam fenomena ini, kita mencoba melakukan survey langsung dan sekaligus wawancara kepada beberapa pengguna fasilitas warnet (game online) di salah satu warnet di daerah kota Malang terutama di sekitar area kampus kita dan sekolah yang dekat dengan warnet. Di tempat tersebut bisa dibilang selalu ramai/diminati oleh para pelajar yang ingin bermain game online.
Sebelum melakukan wawancara terhadap beberapa pelajar, kita menyempatkan diri untuk terlebih dahulu bertanya–tanya pada salah satu Operator di warnet tersebut, sebut saja namanya “Mas Bagus” yang sudah sekitar 2 tahun bekerja sebagai Operator di tempat sekaligus pemillik warnet tersebut. Lalu kami melontarkan beberapa pertanyaan kepadanya, diantaranya adalah :
“Mas, Siapa saja sih yang sering datang ke tempat game online ini?”
Jawabnya :
“Wah,biasanya yang datang kesini rata – rata anak SD,SMP,SMK sampai mahasiswa.
“Berapa lama mereka bermain?”
Jawabnya:
“kebanyakan sih tuk anak SMP dan SMK mengambil paket 5 jam pukul 07.00-12.00 siang dan Mahasiswa kebanyakan mengambil paket Full 15-24 jam ”.
Dari sini kita lihat bahwa paket tersebut merupakan waktu yang seharusnya sekolah, kuliah sehingga bisa kita ambil kesimpulan bahwa mereka membolos pada jam tersebut dan memilih bermain game online di warnet tersebut. Sampai lupa untuk mengerjakan tugas-tugas mereka.
“Apa saja sih yang biasa dimainkan oleh mereka dan menurut mas sendiri bagus gak permainan game online pada umumnya yang mereka mainkan?”
Jawabnya :
“Rata – rata mereka bermain game online seperti Ayodance, RF, DotA, Point Blank, dan tak ayal mereka juga juga membuka jejaringan sosial seperti Facebook untuk sekedar mengupdate status. Kemudian ketika ditanyakan bagus tidaknya bermain game online bagi mereka, menurutnya tergantung dari pribadi para pelajar itu sendiri bagaimana mereka dapat mengatur waktunya dimana saat waktu untuk sekolah, kuliah, bekerja dan bermain lalu dari game online ini mungkin ada nilai baik dan buruknya, untuk buruknya pasti lebih banyak mereka bisa lupa akan kewajibannya untuk belajar, lupa waktu hingga tidak sekolah dan kuliah dan baiknya mungkin mereka bisa mendapatkan banyak teman baik nyata maupun di dunia maya”.
Selepas kami bertanya – tanya dengan Operator ditempat tersebut, kita melanjutkan dengan mewawancarai beberapa pelajar yang sedang bermain disana. Diawali dengan wawancara kita dengan salah satu siswa tingkat 2 SMP sebut saja namanya Galang, dia sering sekali bermain game online ini selepas pulang sekolah, ketika ditanya apakah orang tuanya mengetahui, ujarnya orang tuanya pun mengetahui kebiasaanya bermain ditempat ini dan hanya berpesan kepadanya agar tahu waktu bermain. Kami pun bertanya juga kepadanya :
”Enak gag sih bermain game online itu, biasanya suka kamu suka main game apa disini ?”
Jawabnya :
” Ehmmt…ya enak aja seru permainannya, biasanya main Ayodance, leaf 4 dead sama buka facebook”.
Bisa dibayangkan bahwa siswa sekolah menengah pertama saja sudah tak awam lagi tentang warnet, khususnya game online tersebut, malah ia terlihat mahir sekali dengan menggunakan komputer. Apa lagi ia sudah paham betul menggunakan situs jejaringan sosial terkenal seperti Facebook yang pada umunya sering digunakan oleh para remaja atau orang dewasa untuk berkomunikasi. Memang benar saja, perkembangan zaman saat ini sudah sangat pesat sekali anak – anak pun dapat menggunakan dan mengoperasikan komputer dengan baik walaupun hanya bermain game online. Dan mereka juga memanfaatkan game ini untuk bisa menambah teman apalagi mendapatkan kenalan cewek atau cowok. Mereka tidak merasa minder ataupun malu bermain disini.
Jadi maraknya perkembangan dunia internet, membawa banyak pengaruh dan dampak bagi mereka terutama pada kalangan pelajar. Salah satunya dengan kehadiran game online
Candu Game Online
Permainan ini dapat mengganggu prestasi belajar. Hal ini karena permainan game online memiliki sifat adiktif atau membawa candu. Akibatnya anak yang sudah mengenal game online akan cenderung ketagihan, dan terpengaruh baik secara langsung maupun tidak.
Salah satunya di kalangan anak sekolah merupakan salah satu kelompok yang mudah terpengaruh oleh dampak game online. Waktu yang seharusnya digunakan untuk beristirahat atau bermain, namun anak cenderung memanfaatkannya untuk duduk di depan komputer dan asik dalam permainan game online tersebut.
Meskipun kelihatannya sekedar duduk dampak jangka panjang dari permainan games yang menghabiskan waktu luang lebih dari 30 jam per-minggu, menguras banyak uang, bahkan permainan game dapat menguras energi serta membutuhkan konsentrasi dan anak diransang penasaran untuk mengejar nilai tinggi bahkan anak lupa waktu untuk berhenti sejenak.
“Ketergantungan semacam itu dapat memicu perilaku negatif seperti mencuri uang untuk membeli game baru, bolos sekolah,berbohong kepada orang tua, malas mengerjakan pekerjaan rumah (PR), atau rasa tak tenang saat tidak dapat bermain games.”
Bila anak bermain game dengan tingkat ketergantungan yang tinggi dan posisi duduk yang salah saat bermain games dikawatirkan anak akan mengidap Repetitive Strain Injury (RSI) atau nyeri sendi di kalangan anak-anak di usia muda.
Mencegah Dampak Game Online
Untuk mencegah seorang anak bermain game online tentu bukan pekerjaan mudah. Fasilitas internet yang banyak tersedia dimana-mana, salah satunya WARNET, menjadikan anak bisa mengakses internet dari mana saja.
Tidak selalu harus bermain di rumah, anak bisa mencuri waktu sepulang sekolah dengan mengunjungi arena game online atau WARNET yang ada di sekitar sekolah mereka.
Untuk itu, ada beberapa hal yang harus dilakukan orang tua. Di antaranya :
1. Bekerjasama dengan guru di sekolah untuk turut memantau perkembangan belajar anaknya.
2. Menjalin komunikasi informal pada anak agar seorang anak tersebut bisa terbuka pada orang tua, sehingga orang tua bisa memberikan pendidikan pada seorang anak tanpa sang anak merasa dihakimi.
3. Bagi para orang tua belajarlah tentang game online. Sehingga orang tua bisa berdiskusi dengan anak mereka tentang permainan tersebut. Jika ini bisa terjadi, anak tidak akan perlu mencari pelarian dengan kawan-kawannya untuk sekedar berdiskusi tentang permainan game online. Sehingga anak bisa lebih betah di rumah karena bisa mendapatkan kawan mengobrol yang memahami dunia mereka.
4. Orang tua harus memberikan waktu khusus untuk bermain game online, dan beri ketegasan pada anak tersebut untuk tidak bermain di luar waktu yang sudah disepakati. Ini menunjukkan bahwa orang tua tidak sekedar melarang, namun memberikan kelonggaran. Di sisi lain orang tua harus mengajarkan pada anak bagaimana untuk bertanggung jawab, disiplin pada waktu yang dimilikinya.
Referensi :
-Solihin,Gaul Tekno Tanpa Error, Gema Insani Press, Jakarta.2007
Game online yang terkenal sebagai sarana pengisi waktu luang dan rifreshing bagi kalangan remaja dan dewasa yang kini berubah menjadi sarana kegiatan sehari-hari, sehingga sangat berdampak negative bagi subjek (pecandunya). Game yang terdapat dalam gamezone (game online) hanya bersifat fiktif dan karakter yang ada hanyalah illustrator, sehingga sifatnya hanya menyenangkan, dan game hanya membuang-buang uang, waktu, membuat seseorang menjadi malas, dan lupa diri akan tugas mereka sebagai pelajar dan mahasiswa , sebab pekerjaan-pekerjaan yang lain akan terbengkalai. Subjek juga merasa bahwa pengaruh game online tersebut tentunya bersifat negatif dan dapat membuat motivasi subjek menjadi rendah atau turun sehingga membuat nilai pelajaran atau prestasi akademisnya menurun.
Pengaruh Game Online
Permainan game online bagi kalangan remaja, pelajar tingkat pertama hingga menengah bahkan anak-anak TK bukanlah hal yang asing lagi di zaman sekarang ini. Banyak fakta yang kita jumpai, dengan survey ke warnet, maka tidak jarang kalangan dewasa dan remaja bahkan anak-anak yang sedang bermain game online. Bisnis warnet yang berada saat ini sangat digandrungi atau diminati banyak orang. Berkembangnya permainan game online ini pun sudah menjamur di kota-kota besar di Indonesia bahkan sampai ke pedesaan. Perkembangan warnet di Indonesia semenjak beberapa tahun terakhir terlihat sangat pesat. Dari hasil survey yang dilakukan oleh beberapa rekan kita (Wildan, Chan, Ari, Agusta) di beberapa warnet umumnya terlihat dipenuhi oleh kalangan pelajar yang tak kelak selalu datang untuk menghabiskan waktunya bermain game online dan terkadang mereka rela untuk tidak masuk sekolah (bolos ) hanya demi bermain game online.
Apa yang dilakukan pelajar tersebut terkadang tanpa diketahui oleh orang tua mereka, ada saja alasan mereka untuk meyakinkan orang tua nya, entah itu belajar di rumah teman, atau ada acara sekolah. Dan pasrahnya lagi mereka sampai meminta uang lebih dengan alasan tuk membeli kubutuhan sekolah mereka. Dalam hal ini seharusnya para orang tua harus lebih memperhatikan lagi anak – anak mereka, paling tidak mengetahui kemana mereka setelah pulang sekolah.
Untuk mengetahui lebih dalam fenomena ini, kita mencoba melakukan survey langsung dan sekaligus wawancara kepada beberapa pengguna fasilitas warnet (game online) di salah satu warnet di daerah kota Malang terutama di sekitar area kampus kita dan sekolah yang dekat dengan warnet. Di tempat tersebut bisa dibilang selalu ramai/diminati oleh para pelajar yang ingin bermain game online.
Sebelum melakukan wawancara terhadap beberapa pelajar, kita menyempatkan diri untuk terlebih dahulu bertanya–tanya pada salah satu Operator di warnet tersebut, sebut saja namanya “Mas Bagus” yang sudah sekitar 2 tahun bekerja sebagai Operator di tempat sekaligus pemillik warnet tersebut. Lalu kami melontarkan beberapa pertanyaan kepadanya, diantaranya adalah :
“Mas, Siapa saja sih yang sering datang ke tempat game online ini?”
Jawabnya :
“Wah,biasanya yang datang kesini rata – rata anak SD,SMP,SMK sampai mahasiswa.
“Berapa lama mereka bermain?”
Jawabnya:
“kebanyakan sih tuk anak SMP dan SMK mengambil paket 5 jam pukul 07.00-12.00 siang dan Mahasiswa kebanyakan mengambil paket Full 15-24 jam ”.
Dari sini kita lihat bahwa paket tersebut merupakan waktu yang seharusnya sekolah, kuliah sehingga bisa kita ambil kesimpulan bahwa mereka membolos pada jam tersebut dan memilih bermain game online di warnet tersebut. Sampai lupa untuk mengerjakan tugas-tugas mereka.
“Apa saja sih yang biasa dimainkan oleh mereka dan menurut mas sendiri bagus gak permainan game online pada umumnya yang mereka mainkan?”
Jawabnya :
“Rata – rata mereka bermain game online seperti Ayodance, RF, DotA, Point Blank, dan tak ayal mereka juga juga membuka jejaringan sosial seperti Facebook untuk sekedar mengupdate status. Kemudian ketika ditanyakan bagus tidaknya bermain game online bagi mereka, menurutnya tergantung dari pribadi para pelajar itu sendiri bagaimana mereka dapat mengatur waktunya dimana saat waktu untuk sekolah, kuliah, bekerja dan bermain lalu dari game online ini mungkin ada nilai baik dan buruknya, untuk buruknya pasti lebih banyak mereka bisa lupa akan kewajibannya untuk belajar, lupa waktu hingga tidak sekolah dan kuliah dan baiknya mungkin mereka bisa mendapatkan banyak teman baik nyata maupun di dunia maya”.
Selepas kami bertanya – tanya dengan Operator ditempat tersebut, kita melanjutkan dengan mewawancarai beberapa pelajar yang sedang bermain disana. Diawali dengan wawancara kita dengan salah satu siswa tingkat 2 SMP sebut saja namanya Galang, dia sering sekali bermain game online ini selepas pulang sekolah, ketika ditanya apakah orang tuanya mengetahui, ujarnya orang tuanya pun mengetahui kebiasaanya bermain ditempat ini dan hanya berpesan kepadanya agar tahu waktu bermain. Kami pun bertanya juga kepadanya :
”Enak gag sih bermain game online itu, biasanya suka kamu suka main game apa disini ?”
Jawabnya :
” Ehmmt…ya enak aja seru permainannya, biasanya main Ayodance, leaf 4 dead sama buka facebook”.
Bisa dibayangkan bahwa siswa sekolah menengah pertama saja sudah tak awam lagi tentang warnet, khususnya game online tersebut, malah ia terlihat mahir sekali dengan menggunakan komputer. Apa lagi ia sudah paham betul menggunakan situs jejaringan sosial terkenal seperti Facebook yang pada umunya sering digunakan oleh para remaja atau orang dewasa untuk berkomunikasi. Memang benar saja, perkembangan zaman saat ini sudah sangat pesat sekali anak – anak pun dapat menggunakan dan mengoperasikan komputer dengan baik walaupun hanya bermain game online. Dan mereka juga memanfaatkan game ini untuk bisa menambah teman apalagi mendapatkan kenalan cewek atau cowok. Mereka tidak merasa minder ataupun malu bermain disini.
Jadi maraknya perkembangan dunia internet, membawa banyak pengaruh dan dampak bagi mereka terutama pada kalangan pelajar. Salah satunya dengan kehadiran game online
Candu Game Online
Permainan ini dapat mengganggu prestasi belajar. Hal ini karena permainan game online memiliki sifat adiktif atau membawa candu. Akibatnya anak yang sudah mengenal game online akan cenderung ketagihan, dan terpengaruh baik secara langsung maupun tidak.
Salah satunya di kalangan anak sekolah merupakan salah satu kelompok yang mudah terpengaruh oleh dampak game online. Waktu yang seharusnya digunakan untuk beristirahat atau bermain, namun anak cenderung memanfaatkannya untuk duduk di depan komputer dan asik dalam permainan game online tersebut.
Meskipun kelihatannya sekedar duduk dampak jangka panjang dari permainan games yang menghabiskan waktu luang lebih dari 30 jam per-minggu, menguras banyak uang, bahkan permainan game dapat menguras energi serta membutuhkan konsentrasi dan anak diransang penasaran untuk mengejar nilai tinggi bahkan anak lupa waktu untuk berhenti sejenak.
“Ketergantungan semacam itu dapat memicu perilaku negatif seperti mencuri uang untuk membeli game baru, bolos sekolah,berbohong kepada orang tua, malas mengerjakan pekerjaan rumah (PR), atau rasa tak tenang saat tidak dapat bermain games.”
Bila anak bermain game dengan tingkat ketergantungan yang tinggi dan posisi duduk yang salah saat bermain games dikawatirkan anak akan mengidap Repetitive Strain Injury (RSI) atau nyeri sendi di kalangan anak-anak di usia muda.
Mencegah Dampak Game Online
Untuk mencegah seorang anak bermain game online tentu bukan pekerjaan mudah. Fasilitas internet yang banyak tersedia dimana-mana, salah satunya WARNET, menjadikan anak bisa mengakses internet dari mana saja.
Tidak selalu harus bermain di rumah, anak bisa mencuri waktu sepulang sekolah dengan mengunjungi arena game online atau WARNET yang ada di sekitar sekolah mereka.
Untuk itu, ada beberapa hal yang harus dilakukan orang tua. Di antaranya :
1. Bekerjasama dengan guru di sekolah untuk turut memantau perkembangan belajar anaknya.
2. Menjalin komunikasi informal pada anak agar seorang anak tersebut bisa terbuka pada orang tua, sehingga orang tua bisa memberikan pendidikan pada seorang anak tanpa sang anak merasa dihakimi.
3. Bagi para orang tua belajarlah tentang game online. Sehingga orang tua bisa berdiskusi dengan anak mereka tentang permainan tersebut. Jika ini bisa terjadi, anak tidak akan perlu mencari pelarian dengan kawan-kawannya untuk sekedar berdiskusi tentang permainan game online. Sehingga anak bisa lebih betah di rumah karena bisa mendapatkan kawan mengobrol yang memahami dunia mereka.
4. Orang tua harus memberikan waktu khusus untuk bermain game online, dan beri ketegasan pada anak tersebut untuk tidak bermain di luar waktu yang sudah disepakati. Ini menunjukkan bahwa orang tua tidak sekedar melarang, namun memberikan kelonggaran. Di sisi lain orang tua harus mengajarkan pada anak bagaimana untuk bertanggung jawab, disiplin pada waktu yang dimilikinya.
Referensi :
-Solihin,Gaul Tekno Tanpa Error, Gema Insani Press, Jakarta.2007
Pengaruh dan Dampak Game Online Bagi Kalangan Remaja (Terutama padaTingkat Pelajar )
Internet yang selama ini kita ketahui hanya untuk browsing, e-mail,
chatting ternyata sekarang sering digunakan oleh pelajar dan mahasiswa
untuk bermain game yang lebih dikenal dengan Game Online.
Dimana game online itu sendiri didefinisikan sebagai fasilitas
permainan digital di dunia maya yang dapat terhubung dengan puluhan
orang sekaligus serta dengan beragam permainan yang menarik bagi pemain
yang suka bersaing, juga dapat merangsang pemain untuk menampilkan hasil
yang lebih baik, karena masing-masing pemain akan berusaha untuk
mencapai patokan yang bersifat unggul.
Game online yang terkenal sebagai sarana pengisi waktu luang dan rifreshing bagi kalangan remaja dan dewasa yang kini berubah menjadi sarana kegiatan sehari-hari, sehingga sangat berdampak negative bagi subjek (pecandunya). Game yang terdapat dalam gamezone (game online) hanya bersifat fiktif dan karakter yang ada hanyalah illustrator, sehingga sifatnya hanya menyenangkan, dan game hanya membuang-buang uang, waktu, membuat seseorang menjadi malas, dan lupa diri akan tugas mereka sebagai pelajar dan mahasiswa , sebab pekerjaan-pekerjaan yang lain akan terbengkalai. Subjek juga merasa bahwa pengaruh game online tersebut tentunya bersifat negatif dan dapat membuat motivasi subjek menjadi rendah atau turun sehingga membuat nilai pelajaran atau prestasi akademisnya menurun.
Pengaruh Game Online
Permainan game online bagi kalangan remaja, pelajar tingkat pertama hingga menengah bahkan anak-anak TK bukanlah hal yang asing lagi di zaman sekarang ini. Banyak fakta yang kita jumpai, dengan survey ke warnet, maka tidak jarang kalangan dewasa dan remaja bahkan anak-anak yang sedang bermain game online. Bisnis warnet yang berada saat ini sangat digandrungi atau diminati banyak orang. Berkembangnya permainan game online ini pun sudah menjamur di kota-kota besar di Indonesia bahkan sampai ke pedesaan. Perkembangan warnet di Indonesia semenjak beberapa tahun terakhir terlihat sangat pesat. Dari hasil survey yang dilakukan oleh beberapa rekan kita (Wildan, Chan, Ari, Agusta) di beberapa warnet umumnya terlihat dipenuhi oleh kalangan pelajar yang tak kelak selalu datang untuk menghabiskan waktunya bermain game online dan terkadang mereka rela untuk tidak masuk sekolah (bolos ) hanya demi bermain game online.
Apa yang dilakukan pelajar tersebut terkadang tanpa diketahui oleh orang tua mereka, ada saja alasan mereka untuk meyakinkan orang tua nya, entah itu belajar di rumah teman, atau ada acara sekolah. Dan pasrahnya lagi mereka sampai meminta uang lebih dengan alasan tuk membeli kubutuhan sekolah mereka. Dalam hal ini seharusnya para orang tua harus lebih memperhatikan lagi anak – anak mereka, paling tidak mengetahui kemana mereka setelah pulang sekolah.
Untuk mengetahui lebih dalam fenomena ini, kita mencoba melakukan survey langsung dan sekaligus wawancara kepada beberapa pengguna fasilitas warnet (game online) di salah satu warnet di daerah kota Malang terutama di sekitar area kampus kita dan sekolah yang dekat dengan warnet. Di tempat tersebut bisa dibilang selalu ramai/diminati oleh para pelajar yang ingin bermain game online.
Sebelum melakukan wawancara terhadap beberapa pelajar, kita menyempatkan diri untuk terlebih dahulu bertanya–tanya pada salah satu Operator di warnet tersebut, sebut saja namanya “Mas Bagus” yang sudah sekitar 2 tahun bekerja sebagai Operator di tempat sekaligus pemillik warnet tersebut. Lalu kami melontarkan beberapa pertanyaan kepadanya, diantaranya adalah :
“Mas, Siapa saja sih yang sering datang ke tempat game online ini?”
Jawabnya :
“Wah,biasanya yang datang kesini rata – rata anak SD,SMP,SMK sampai mahasiswa.
“Berapa lama mereka bermain?”
Jawabnya:
“kebanyakan sih tuk anak SMP dan SMK mengambil paket 5 jam pukul 07.00-12.00 siang dan Mahasiswa kebanyakan mengambil paket Full 15-24 jam ”.
Dari sini kita lihat bahwa paket tersebut merupakan waktu yang seharusnya sekolah, kuliah sehingga bisa kita ambil kesimpulan bahwa mereka membolos pada jam tersebut dan memilih bermain game online di warnet tersebut. Sampai lupa untuk mengerjakan tugas-tugas mereka.
“Apa saja sih yang biasa dimainkan oleh mereka dan menurut mas sendiri bagus gak permainan game online pada umumnya yang mereka mainkan?”
Jawabnya :
“Rata – rata mereka bermain game online seperti Ayodance, RF, DotA, Point Blank, dan tak ayal mereka juga juga membuka jejaringan sosial seperti Facebook untuk sekedar mengupdate status. Kemudian ketika ditanyakan bagus tidaknya bermain game online bagi mereka, menurutnya tergantung dari pribadi para pelajar itu sendiri bagaimana mereka dapat mengatur waktunya dimana saat waktu untuk sekolah, kuliah, bekerja dan bermain lalu dari game online ini mungkin ada nilai baik dan buruknya, untuk buruknya pasti lebih banyak mereka bisa lupa akan kewajibannya untuk belajar, lupa waktu hingga tidak sekolah dan kuliah dan baiknya mungkin mereka bisa mendapatkan banyak teman baik nyata maupun di dunia maya”.
Selepas kami bertanya – tanya dengan Operator ditempat tersebut, kita melanjutkan dengan mewawancarai beberapa pelajar yang sedang bermain disana. Diawali dengan wawancara kita dengan salah satu siswa tingkat 2 SMP sebut saja namanya Galang, dia sering sekali bermain game online ini selepas pulang sekolah, ketika ditanya apakah orang tuanya mengetahui, ujarnya orang tuanya pun mengetahui kebiasaanya bermain ditempat ini dan hanya berpesan kepadanya agar tahu waktu bermain. Kami pun bertanya juga kepadanya :
”Enak gag sih bermain game online itu, biasanya suka kamu suka main game apa disini ?”
Jawabnya :
” Ehmmt…ya enak aja seru permainannya, biasanya main Ayodance, leaf 4 dead sama buka facebook”.
Bisa dibayangkan bahwa siswa sekolah menengah pertama saja sudah tak awam lagi tentang warnet, khususnya game online tersebut, malah ia terlihat mahir sekali dengan menggunakan komputer. Apa lagi ia sudah paham betul menggunakan situs jejaringan sosial terkenal seperti Facebook yang pada umunya sering digunakan oleh para remaja atau orang dewasa untuk berkomunikasi. Memang benar saja, perkembangan zaman saat ini sudah sangat pesat sekali anak – anak pun dapat menggunakan dan mengoperasikan komputer dengan baik walaupun hanya bermain game online. Dan mereka juga memanfaatkan game ini untuk bisa menambah teman apalagi mendapatkan kenalan cewek atau cowok. Mereka tidak merasa minder ataupun malu bermain disini.
Jadi maraknya perkembangan dunia internet, membawa banyak pengaruh dan dampak bagi mereka terutama pada kalangan pelajar. Salah satunya dengan kehadiran game online
Candu Game Online
Permainan ini dapat mengganggu prestasi belajar. Hal ini karena permainan game online memiliki sifat adiktif atau membawa candu. Akibatnya anak yang sudah mengenal game online akan cenderung ketagihan, dan terpengaruh baik secara langsung maupun tidak.
Salah satunya di kalangan anak sekolah merupakan salah satu kelompok yang mudah terpengaruh oleh dampak game online. Waktu yang seharusnya digunakan untuk beristirahat atau bermain, namun anak cenderung memanfaatkannya untuk duduk di depan komputer dan asik dalam permainan game online tersebut.
Meskipun kelihatannya sekedar duduk dampak jangka panjang dari permainan games yang menghabiskan waktu luang lebih dari 30 jam per-minggu, menguras banyak uang, bahkan permainan game dapat menguras energi serta membutuhkan konsentrasi dan anak diransang penasaran untuk mengejar nilai tinggi bahkan anak lupa waktu untuk berhenti sejenak.
“Ketergantungan semacam itu dapat memicu perilaku negatif seperti mencuri uang untuk membeli game baru, bolos sekolah,berbohong kepada orang tua, malas mengerjakan pekerjaan rumah (PR), atau rasa tak tenang saat tidak dapat bermain games.”
Bila anak bermain game dengan tingkat ketergantungan yang tinggi dan posisi duduk yang salah saat bermain games dikawatirkan anak akan mengidap Repetitive Strain Injury (RSI) atau nyeri sendi di kalangan anak-anak di usia muda.
Mencegah Dampak Game Online
Untuk mencegah seorang anak bermain game online tentu bukan pekerjaan mudah. Fasilitas internet yang banyak tersedia dimana-mana, salah satunya WARNET, menjadikan anak bisa mengakses internet dari mana saja.
Tidak selalu harus bermain di rumah, anak bisa mencuri waktu sepulang sekolah dengan mengunjungi arena game online atau WARNET yang ada di sekitar sekolah mereka.
Untuk itu, ada beberapa hal yang harus dilakukan orang tua. Di antaranya :
1. Bekerjasama dengan guru di sekolah untuk turut memantau perkembangan belajar anaknya.
2. Menjalin komunikasi informal pada anak agar seorang anak tersebut bisa terbuka pada orang tua, sehingga orang tua bisa memberikan pendidikan pada seorang anak tanpa sang anak merasa dihakimi.
3. Bagi para orang tua belajarlah tentang game online. Sehingga orang tua bisa berdiskusi dengan anak mereka tentang permainan tersebut. Jika ini bisa terjadi, anak tidak akan perlu mencari pelarian dengan kawan-kawannya untuk sekedar berdiskusi tentang permainan game online. Sehingga anak bisa lebih betah di rumah karena bisa mendapatkan kawan mengobrol yang memahami dunia mereka.
4. Orang tua harus memberikan waktu khusus untuk bermain game online, dan beri ketegasan pada anak tersebut untuk tidak bermain di luar waktu yang sudah disepakati. Ini menunjukkan bahwa orang tua tidak sekedar melarang, namun memberikan kelonggaran. Di sisi lain orang tua harus mengajarkan pada anak bagaimana untuk bertanggung jawab, disiplin pada waktu yang dimilikinya.
Referensi :
-Solihin,Gaul Tekno Tanpa Error, Gema Insani Press, Jakarta.2007
Game online yang terkenal sebagai sarana pengisi waktu luang dan rifreshing bagi kalangan remaja dan dewasa yang kini berubah menjadi sarana kegiatan sehari-hari, sehingga sangat berdampak negative bagi subjek (pecandunya). Game yang terdapat dalam gamezone (game online) hanya bersifat fiktif dan karakter yang ada hanyalah illustrator, sehingga sifatnya hanya menyenangkan, dan game hanya membuang-buang uang, waktu, membuat seseorang menjadi malas, dan lupa diri akan tugas mereka sebagai pelajar dan mahasiswa , sebab pekerjaan-pekerjaan yang lain akan terbengkalai. Subjek juga merasa bahwa pengaruh game online tersebut tentunya bersifat negatif dan dapat membuat motivasi subjek menjadi rendah atau turun sehingga membuat nilai pelajaran atau prestasi akademisnya menurun.
Pengaruh Game Online
Permainan game online bagi kalangan remaja, pelajar tingkat pertama hingga menengah bahkan anak-anak TK bukanlah hal yang asing lagi di zaman sekarang ini. Banyak fakta yang kita jumpai, dengan survey ke warnet, maka tidak jarang kalangan dewasa dan remaja bahkan anak-anak yang sedang bermain game online. Bisnis warnet yang berada saat ini sangat digandrungi atau diminati banyak orang. Berkembangnya permainan game online ini pun sudah menjamur di kota-kota besar di Indonesia bahkan sampai ke pedesaan. Perkembangan warnet di Indonesia semenjak beberapa tahun terakhir terlihat sangat pesat. Dari hasil survey yang dilakukan oleh beberapa rekan kita (Wildan, Chan, Ari, Agusta) di beberapa warnet umumnya terlihat dipenuhi oleh kalangan pelajar yang tak kelak selalu datang untuk menghabiskan waktunya bermain game online dan terkadang mereka rela untuk tidak masuk sekolah (bolos ) hanya demi bermain game online.
Apa yang dilakukan pelajar tersebut terkadang tanpa diketahui oleh orang tua mereka, ada saja alasan mereka untuk meyakinkan orang tua nya, entah itu belajar di rumah teman, atau ada acara sekolah. Dan pasrahnya lagi mereka sampai meminta uang lebih dengan alasan tuk membeli kubutuhan sekolah mereka. Dalam hal ini seharusnya para orang tua harus lebih memperhatikan lagi anak – anak mereka, paling tidak mengetahui kemana mereka setelah pulang sekolah.
Untuk mengetahui lebih dalam fenomena ini, kita mencoba melakukan survey langsung dan sekaligus wawancara kepada beberapa pengguna fasilitas warnet (game online) di salah satu warnet di daerah kota Malang terutama di sekitar area kampus kita dan sekolah yang dekat dengan warnet. Di tempat tersebut bisa dibilang selalu ramai/diminati oleh para pelajar yang ingin bermain game online.
Sebelum melakukan wawancara terhadap beberapa pelajar, kita menyempatkan diri untuk terlebih dahulu bertanya–tanya pada salah satu Operator di warnet tersebut, sebut saja namanya “Mas Bagus” yang sudah sekitar 2 tahun bekerja sebagai Operator di tempat sekaligus pemillik warnet tersebut. Lalu kami melontarkan beberapa pertanyaan kepadanya, diantaranya adalah :
“Mas, Siapa saja sih yang sering datang ke tempat game online ini?”
Jawabnya :
“Wah,biasanya yang datang kesini rata – rata anak SD,SMP,SMK sampai mahasiswa.
“Berapa lama mereka bermain?”
Jawabnya:
“kebanyakan sih tuk anak SMP dan SMK mengambil paket 5 jam pukul 07.00-12.00 siang dan Mahasiswa kebanyakan mengambil paket Full 15-24 jam ”.
Dari sini kita lihat bahwa paket tersebut merupakan waktu yang seharusnya sekolah, kuliah sehingga bisa kita ambil kesimpulan bahwa mereka membolos pada jam tersebut dan memilih bermain game online di warnet tersebut. Sampai lupa untuk mengerjakan tugas-tugas mereka.
“Apa saja sih yang biasa dimainkan oleh mereka dan menurut mas sendiri bagus gak permainan game online pada umumnya yang mereka mainkan?”
Jawabnya :
“Rata – rata mereka bermain game online seperti Ayodance, RF, DotA, Point Blank, dan tak ayal mereka juga juga membuka jejaringan sosial seperti Facebook untuk sekedar mengupdate status. Kemudian ketika ditanyakan bagus tidaknya bermain game online bagi mereka, menurutnya tergantung dari pribadi para pelajar itu sendiri bagaimana mereka dapat mengatur waktunya dimana saat waktu untuk sekolah, kuliah, bekerja dan bermain lalu dari game online ini mungkin ada nilai baik dan buruknya, untuk buruknya pasti lebih banyak mereka bisa lupa akan kewajibannya untuk belajar, lupa waktu hingga tidak sekolah dan kuliah dan baiknya mungkin mereka bisa mendapatkan banyak teman baik nyata maupun di dunia maya”.
Selepas kami bertanya – tanya dengan Operator ditempat tersebut, kita melanjutkan dengan mewawancarai beberapa pelajar yang sedang bermain disana. Diawali dengan wawancara kita dengan salah satu siswa tingkat 2 SMP sebut saja namanya Galang, dia sering sekali bermain game online ini selepas pulang sekolah, ketika ditanya apakah orang tuanya mengetahui, ujarnya orang tuanya pun mengetahui kebiasaanya bermain ditempat ini dan hanya berpesan kepadanya agar tahu waktu bermain. Kami pun bertanya juga kepadanya :
”Enak gag sih bermain game online itu, biasanya suka kamu suka main game apa disini ?”
Jawabnya :
” Ehmmt…ya enak aja seru permainannya, biasanya main Ayodance, leaf 4 dead sama buka facebook”.
Bisa dibayangkan bahwa siswa sekolah menengah pertama saja sudah tak awam lagi tentang warnet, khususnya game online tersebut, malah ia terlihat mahir sekali dengan menggunakan komputer. Apa lagi ia sudah paham betul menggunakan situs jejaringan sosial terkenal seperti Facebook yang pada umunya sering digunakan oleh para remaja atau orang dewasa untuk berkomunikasi. Memang benar saja, perkembangan zaman saat ini sudah sangat pesat sekali anak – anak pun dapat menggunakan dan mengoperasikan komputer dengan baik walaupun hanya bermain game online. Dan mereka juga memanfaatkan game ini untuk bisa menambah teman apalagi mendapatkan kenalan cewek atau cowok. Mereka tidak merasa minder ataupun malu bermain disini.
Jadi maraknya perkembangan dunia internet, membawa banyak pengaruh dan dampak bagi mereka terutama pada kalangan pelajar. Salah satunya dengan kehadiran game online
Candu Game Online
Permainan ini dapat mengganggu prestasi belajar. Hal ini karena permainan game online memiliki sifat adiktif atau membawa candu. Akibatnya anak yang sudah mengenal game online akan cenderung ketagihan, dan terpengaruh baik secara langsung maupun tidak.
Salah satunya di kalangan anak sekolah merupakan salah satu kelompok yang mudah terpengaruh oleh dampak game online. Waktu yang seharusnya digunakan untuk beristirahat atau bermain, namun anak cenderung memanfaatkannya untuk duduk di depan komputer dan asik dalam permainan game online tersebut.
Meskipun kelihatannya sekedar duduk dampak jangka panjang dari permainan games yang menghabiskan waktu luang lebih dari 30 jam per-minggu, menguras banyak uang, bahkan permainan game dapat menguras energi serta membutuhkan konsentrasi dan anak diransang penasaran untuk mengejar nilai tinggi bahkan anak lupa waktu untuk berhenti sejenak.
“Ketergantungan semacam itu dapat memicu perilaku negatif seperti mencuri uang untuk membeli game baru, bolos sekolah,berbohong kepada orang tua, malas mengerjakan pekerjaan rumah (PR), atau rasa tak tenang saat tidak dapat bermain games.”
Bila anak bermain game dengan tingkat ketergantungan yang tinggi dan posisi duduk yang salah saat bermain games dikawatirkan anak akan mengidap Repetitive Strain Injury (RSI) atau nyeri sendi di kalangan anak-anak di usia muda.
Mencegah Dampak Game Online
Untuk mencegah seorang anak bermain game online tentu bukan pekerjaan mudah. Fasilitas internet yang banyak tersedia dimana-mana, salah satunya WARNET, menjadikan anak bisa mengakses internet dari mana saja.
Tidak selalu harus bermain di rumah, anak bisa mencuri waktu sepulang sekolah dengan mengunjungi arena game online atau WARNET yang ada di sekitar sekolah mereka.
Untuk itu, ada beberapa hal yang harus dilakukan orang tua. Di antaranya :
1. Bekerjasama dengan guru di sekolah untuk turut memantau perkembangan belajar anaknya.
2. Menjalin komunikasi informal pada anak agar seorang anak tersebut bisa terbuka pada orang tua, sehingga orang tua bisa memberikan pendidikan pada seorang anak tanpa sang anak merasa dihakimi.
3. Bagi para orang tua belajarlah tentang game online. Sehingga orang tua bisa berdiskusi dengan anak mereka tentang permainan tersebut. Jika ini bisa terjadi, anak tidak akan perlu mencari pelarian dengan kawan-kawannya untuk sekedar berdiskusi tentang permainan game online. Sehingga anak bisa lebih betah di rumah karena bisa mendapatkan kawan mengobrol yang memahami dunia mereka.
4. Orang tua harus memberikan waktu khusus untuk bermain game online, dan beri ketegasan pada anak tersebut untuk tidak bermain di luar waktu yang sudah disepakati. Ini menunjukkan bahwa orang tua tidak sekedar melarang, namun memberikan kelonggaran. Di sisi lain orang tua harus mengajarkan pada anak bagaimana untuk bertanggung jawab, disiplin pada waktu yang dimilikinya.
Referensi :
-Solihin,Gaul Tekno Tanpa Error, Gema Insani Press, Jakarta.2007
Pengaruh dan Dampak Game Online Bagi Kalangan Remaja (Terutama padaTingkat Pelajar )
Internet yang selama ini kita ketahui hanya untuk browsing, e-mail,
chatting ternyata sekarang sering digunakan oleh pelajar dan mahasiswa
untuk bermain game yang lebih dikenal dengan Game Online.
Dimana game online itu sendiri didefinisikan sebagai fasilitas
permainan digital di dunia maya yang dapat terhubung dengan puluhan
orang sekaligus serta dengan beragam permainan yang menarik bagi pemain
yang suka bersaing, juga dapat merangsang pemain untuk menampilkan hasil
yang lebih baik, karena masing-masing pemain akan berusaha untuk
mencapai patokan yang bersifat unggul.
Game online yang terkenal sebagai sarana pengisi waktu luang dan rifreshing bagi kalangan remaja dan dewasa yang kini berubah menjadi sarana kegiatan sehari-hari, sehingga sangat berdampak negative bagi subjek (pecandunya). Game yang terdapat dalam gamezone (game online) hanya bersifat fiktif dan karakter yang ada hanyalah illustrator, sehingga sifatnya hanya menyenangkan, dan game hanya membuang-buang uang, waktu, membuat seseorang menjadi malas, dan lupa diri akan tugas mereka sebagai pelajar dan mahasiswa , sebab pekerjaan-pekerjaan yang lain akan terbengkalai. Subjek juga merasa bahwa pengaruh game online tersebut tentunya bersifat negatif dan dapat membuat motivasi subjek menjadi rendah atau turun sehingga membuat nilai pelajaran atau prestasi akademisnya menurun.
Pengaruh Game Online
Permainan game online bagi kalangan remaja, pelajar tingkat pertama hingga menengah bahkan anak-anak TK bukanlah hal yang asing lagi di zaman sekarang ini. Banyak fakta yang kita jumpai, dengan survey ke warnet, maka tidak jarang kalangan dewasa dan remaja bahkan anak-anak yang sedang bermain game online. Bisnis warnet yang berada saat ini sangat digandrungi atau diminati banyak orang. Berkembangnya permainan game online ini pun sudah menjamur di kota-kota besar di Indonesia bahkan sampai ke pedesaan. Perkembangan warnet di Indonesia semenjak beberapa tahun terakhir terlihat sangat pesat. Dari hasil survey yang dilakukan oleh beberapa rekan kita (Wildan, Chan, Ari, Agusta) di beberapa warnet umumnya terlihat dipenuhi oleh kalangan pelajar yang tak kelak selalu datang untuk menghabiskan waktunya bermain game online dan terkadang mereka rela untuk tidak masuk sekolah (bolos ) hanya demi bermain game online.
Apa yang dilakukan pelajar tersebut terkadang tanpa diketahui oleh orang tua mereka, ada saja alasan mereka untuk meyakinkan orang tua nya, entah itu belajar di rumah teman, atau ada acara sekolah. Dan pasrahnya lagi mereka sampai meminta uang lebih dengan alasan tuk membeli kubutuhan sekolah mereka. Dalam hal ini seharusnya para orang tua harus lebih memperhatikan lagi anak – anak mereka, paling tidak mengetahui kemana mereka setelah pulang sekolah.
Untuk mengetahui lebih dalam fenomena ini, kita mencoba melakukan survey langsung dan sekaligus wawancara kepada beberapa pengguna fasilitas warnet (game online) di salah satu warnet di daerah kota Malang terutama di sekitar area kampus kita dan sekolah yang dekat dengan warnet. Di tempat tersebut bisa dibilang selalu ramai/diminati oleh para pelajar yang ingin bermain game online.
Sebelum melakukan wawancara terhadap beberapa pelajar, kita menyempatkan diri untuk terlebih dahulu bertanya–tanya pada salah satu Operator di warnet tersebut, sebut saja namanya “Mas Bagus” yang sudah sekitar 2 tahun bekerja sebagai Operator di tempat sekaligus pemillik warnet tersebut. Lalu kami melontarkan beberapa pertanyaan kepadanya, diantaranya adalah :
“Mas, Siapa saja sih yang sering datang ke tempat game online ini?”
Jawabnya :
“Wah,biasanya yang datang kesini rata – rata anak SD,SMP,SMK sampai mahasiswa.
“Berapa lama mereka bermain?”
Jawabnya:
“kebanyakan sih tuk anak SMP dan SMK mengambil paket 5 jam pukul 07.00-12.00 siang dan Mahasiswa kebanyakan mengambil paket Full 15-24 jam ”.
Dari sini kita lihat bahwa paket tersebut merupakan waktu yang seharusnya sekolah, kuliah sehingga bisa kita ambil kesimpulan bahwa mereka membolos pada jam tersebut dan memilih bermain game online di warnet tersebut. Sampai lupa untuk mengerjakan tugas-tugas mereka.
“Apa saja sih yang biasa dimainkan oleh mereka dan menurut mas sendiri bagus gak permainan game online pada umumnya yang mereka mainkan?”
Jawabnya :
“Rata – rata mereka bermain game online seperti Ayodance, RF, DotA, Point Blank, dan tak ayal mereka juga juga membuka jejaringan sosial seperti Facebook untuk sekedar mengupdate status. Kemudian ketika ditanyakan bagus tidaknya bermain game online bagi mereka, menurutnya tergantung dari pribadi para pelajar itu sendiri bagaimana mereka dapat mengatur waktunya dimana saat waktu untuk sekolah, kuliah, bekerja dan bermain lalu dari game online ini mungkin ada nilai baik dan buruknya, untuk buruknya pasti lebih banyak mereka bisa lupa akan kewajibannya untuk belajar, lupa waktu hingga tidak sekolah dan kuliah dan baiknya mungkin mereka bisa mendapatkan banyak teman baik nyata maupun di dunia maya”.
Selepas kami bertanya – tanya dengan Operator ditempat tersebut, kita melanjutkan dengan mewawancarai beberapa pelajar yang sedang bermain disana. Diawali dengan wawancara kita dengan salah satu siswa tingkat 2 SMP sebut saja namanya Galang, dia sering sekali bermain game online ini selepas pulang sekolah, ketika ditanya apakah orang tuanya mengetahui, ujarnya orang tuanya pun mengetahui kebiasaanya bermain ditempat ini dan hanya berpesan kepadanya agar tahu waktu bermain. Kami pun bertanya juga kepadanya :
”Enak gag sih bermain game online itu, biasanya suka kamu suka main game apa disini ?”
Jawabnya :
” Ehmmt…ya enak aja seru permainannya, biasanya main Ayodance, leaf 4 dead sama buka facebook”.
Bisa dibayangkan bahwa siswa sekolah menengah pertama saja sudah tak awam lagi tentang warnet, khususnya game online tersebut, malah ia terlihat mahir sekali dengan menggunakan komputer. Apa lagi ia sudah paham betul menggunakan situs jejaringan sosial terkenal seperti Facebook yang pada umunya sering digunakan oleh para remaja atau orang dewasa untuk berkomunikasi. Memang benar saja, perkembangan zaman saat ini sudah sangat pesat sekali anak – anak pun dapat menggunakan dan mengoperasikan komputer dengan baik walaupun hanya bermain game online. Dan mereka juga memanfaatkan game ini untuk bisa menambah teman apalagi mendapatkan kenalan cewek atau cowok. Mereka tidak merasa minder ataupun malu bermain disini.
Jadi maraknya perkembangan dunia internet, membawa banyak pengaruh dan dampak bagi mereka terutama pada kalangan pelajar. Salah satunya dengan kehadiran game online
Candu Game Online
Permainan ini dapat mengganggu prestasi belajar. Hal ini karena permainan game online memiliki sifat adiktif atau membawa candu. Akibatnya anak yang sudah mengenal game online akan cenderung ketagihan, dan terpengaruh baik secara langsung maupun tidak.
Salah satunya di kalangan anak sekolah merupakan salah satu kelompok yang mudah terpengaruh oleh dampak game online. Waktu yang seharusnya digunakan untuk beristirahat atau bermain, namun anak cenderung memanfaatkannya untuk duduk di depan komputer dan asik dalam permainan game online tersebut.
Meskipun kelihatannya sekedar duduk dampak jangka panjang dari permainan games yang menghabiskan waktu luang lebih dari 30 jam per-minggu, menguras banyak uang, bahkan permainan game dapat menguras energi serta membutuhkan konsentrasi dan anak diransang penasaran untuk mengejar nilai tinggi bahkan anak lupa waktu untuk berhenti sejenak.
“Ketergantungan semacam itu dapat memicu perilaku negatif seperti mencuri uang untuk membeli game baru, bolos sekolah,berbohong kepada orang tua, malas mengerjakan pekerjaan rumah (PR), atau rasa tak tenang saat tidak dapat bermain games.”
Bila anak bermain game dengan tingkat ketergantungan yang tinggi dan posisi duduk yang salah saat bermain games dikawatirkan anak akan mengidap Repetitive Strain Injury (RSI) atau nyeri sendi di kalangan anak-anak di usia muda.
Mencegah Dampak Game Online
Untuk mencegah seorang anak bermain game online tentu bukan pekerjaan mudah. Fasilitas internet yang banyak tersedia dimana-mana, salah satunya WARNET, menjadikan anak bisa mengakses internet dari mana saja.
Tidak selalu harus bermain di rumah, anak bisa mencuri waktu sepulang sekolah dengan mengunjungi arena game online atau WARNET yang ada di sekitar sekolah mereka.
Untuk itu, ada beberapa hal yang harus dilakukan orang tua. Di antaranya :
1. Bekerjasama dengan guru di sekolah untuk turut memantau perkembangan belajar anaknya.
2. Menjalin komunikasi informal pada anak agar seorang anak tersebut bisa terbuka pada orang tua, sehingga orang tua bisa memberikan pendidikan pada seorang anak tanpa sang anak merasa dihakimi.
3. Bagi para orang tua belajarlah tentang game online. Sehingga orang tua bisa berdiskusi dengan anak mereka tentang permainan tersebut. Jika ini bisa terjadi, anak tidak akan perlu mencari pelarian dengan kawan-kawannya untuk sekedar berdiskusi tentang permainan game online. Sehingga anak bisa lebih betah di rumah karena bisa mendapatkan kawan mengobrol yang memahami dunia mereka.
4. Orang tua harus memberikan waktu khusus untuk bermain game online, dan beri ketegasan pada anak tersebut untuk tidak bermain di luar waktu yang sudah disepakati. Ini menunjukkan bahwa orang tua tidak sekedar melarang, namun memberikan kelonggaran. Di sisi lain orang tua harus mengajarkan pada anak bagaimana untuk bertanggung jawab, disiplin pada waktu yang dimilikinya.
Referensi :
-Solihin,Gaul Tekno Tanpa Error, Gema Insani Press, Jakarta.2007
Game online yang terkenal sebagai sarana pengisi waktu luang dan rifreshing bagi kalangan remaja dan dewasa yang kini berubah menjadi sarana kegiatan sehari-hari, sehingga sangat berdampak negative bagi subjek (pecandunya). Game yang terdapat dalam gamezone (game online) hanya bersifat fiktif dan karakter yang ada hanyalah illustrator, sehingga sifatnya hanya menyenangkan, dan game hanya membuang-buang uang, waktu, membuat seseorang menjadi malas, dan lupa diri akan tugas mereka sebagai pelajar dan mahasiswa , sebab pekerjaan-pekerjaan yang lain akan terbengkalai. Subjek juga merasa bahwa pengaruh game online tersebut tentunya bersifat negatif dan dapat membuat motivasi subjek menjadi rendah atau turun sehingga membuat nilai pelajaran atau prestasi akademisnya menurun.
Pengaruh Game Online
Permainan game online bagi kalangan remaja, pelajar tingkat pertama hingga menengah bahkan anak-anak TK bukanlah hal yang asing lagi di zaman sekarang ini. Banyak fakta yang kita jumpai, dengan survey ke warnet, maka tidak jarang kalangan dewasa dan remaja bahkan anak-anak yang sedang bermain game online. Bisnis warnet yang berada saat ini sangat digandrungi atau diminati banyak orang. Berkembangnya permainan game online ini pun sudah menjamur di kota-kota besar di Indonesia bahkan sampai ke pedesaan. Perkembangan warnet di Indonesia semenjak beberapa tahun terakhir terlihat sangat pesat. Dari hasil survey yang dilakukan oleh beberapa rekan kita (Wildan, Chan, Ari, Agusta) di beberapa warnet umumnya terlihat dipenuhi oleh kalangan pelajar yang tak kelak selalu datang untuk menghabiskan waktunya bermain game online dan terkadang mereka rela untuk tidak masuk sekolah (bolos ) hanya demi bermain game online.
Apa yang dilakukan pelajar tersebut terkadang tanpa diketahui oleh orang tua mereka, ada saja alasan mereka untuk meyakinkan orang tua nya, entah itu belajar di rumah teman, atau ada acara sekolah. Dan pasrahnya lagi mereka sampai meminta uang lebih dengan alasan tuk membeli kubutuhan sekolah mereka. Dalam hal ini seharusnya para orang tua harus lebih memperhatikan lagi anak – anak mereka, paling tidak mengetahui kemana mereka setelah pulang sekolah.
Untuk mengetahui lebih dalam fenomena ini, kita mencoba melakukan survey langsung dan sekaligus wawancara kepada beberapa pengguna fasilitas warnet (game online) di salah satu warnet di daerah kota Malang terutama di sekitar area kampus kita dan sekolah yang dekat dengan warnet. Di tempat tersebut bisa dibilang selalu ramai/diminati oleh para pelajar yang ingin bermain game online.
Sebelum melakukan wawancara terhadap beberapa pelajar, kita menyempatkan diri untuk terlebih dahulu bertanya–tanya pada salah satu Operator di warnet tersebut, sebut saja namanya “Mas Bagus” yang sudah sekitar 2 tahun bekerja sebagai Operator di tempat sekaligus pemillik warnet tersebut. Lalu kami melontarkan beberapa pertanyaan kepadanya, diantaranya adalah :
“Mas, Siapa saja sih yang sering datang ke tempat game online ini?”
Jawabnya :
“Wah,biasanya yang datang kesini rata – rata anak SD,SMP,SMK sampai mahasiswa.
“Berapa lama mereka bermain?”
Jawabnya:
“kebanyakan sih tuk anak SMP dan SMK mengambil paket 5 jam pukul 07.00-12.00 siang dan Mahasiswa kebanyakan mengambil paket Full 15-24 jam ”.
Dari sini kita lihat bahwa paket tersebut merupakan waktu yang seharusnya sekolah, kuliah sehingga bisa kita ambil kesimpulan bahwa mereka membolos pada jam tersebut dan memilih bermain game online di warnet tersebut. Sampai lupa untuk mengerjakan tugas-tugas mereka.
“Apa saja sih yang biasa dimainkan oleh mereka dan menurut mas sendiri bagus gak permainan game online pada umumnya yang mereka mainkan?”
Jawabnya :
“Rata – rata mereka bermain game online seperti Ayodance, RF, DotA, Point Blank, dan tak ayal mereka juga juga membuka jejaringan sosial seperti Facebook untuk sekedar mengupdate status. Kemudian ketika ditanyakan bagus tidaknya bermain game online bagi mereka, menurutnya tergantung dari pribadi para pelajar itu sendiri bagaimana mereka dapat mengatur waktunya dimana saat waktu untuk sekolah, kuliah, bekerja dan bermain lalu dari game online ini mungkin ada nilai baik dan buruknya, untuk buruknya pasti lebih banyak mereka bisa lupa akan kewajibannya untuk belajar, lupa waktu hingga tidak sekolah dan kuliah dan baiknya mungkin mereka bisa mendapatkan banyak teman baik nyata maupun di dunia maya”.
Selepas kami bertanya – tanya dengan Operator ditempat tersebut, kita melanjutkan dengan mewawancarai beberapa pelajar yang sedang bermain disana. Diawali dengan wawancara kita dengan salah satu siswa tingkat 2 SMP sebut saja namanya Galang, dia sering sekali bermain game online ini selepas pulang sekolah, ketika ditanya apakah orang tuanya mengetahui, ujarnya orang tuanya pun mengetahui kebiasaanya bermain ditempat ini dan hanya berpesan kepadanya agar tahu waktu bermain. Kami pun bertanya juga kepadanya :
”Enak gag sih bermain game online itu, biasanya suka kamu suka main game apa disini ?”
Jawabnya :
” Ehmmt…ya enak aja seru permainannya, biasanya main Ayodance, leaf 4 dead sama buka facebook”.
Bisa dibayangkan bahwa siswa sekolah menengah pertama saja sudah tak awam lagi tentang warnet, khususnya game online tersebut, malah ia terlihat mahir sekali dengan menggunakan komputer. Apa lagi ia sudah paham betul menggunakan situs jejaringan sosial terkenal seperti Facebook yang pada umunya sering digunakan oleh para remaja atau orang dewasa untuk berkomunikasi. Memang benar saja, perkembangan zaman saat ini sudah sangat pesat sekali anak – anak pun dapat menggunakan dan mengoperasikan komputer dengan baik walaupun hanya bermain game online. Dan mereka juga memanfaatkan game ini untuk bisa menambah teman apalagi mendapatkan kenalan cewek atau cowok. Mereka tidak merasa minder ataupun malu bermain disini.
Jadi maraknya perkembangan dunia internet, membawa banyak pengaruh dan dampak bagi mereka terutama pada kalangan pelajar. Salah satunya dengan kehadiran game online
Candu Game Online
Permainan ini dapat mengganggu prestasi belajar. Hal ini karena permainan game online memiliki sifat adiktif atau membawa candu. Akibatnya anak yang sudah mengenal game online akan cenderung ketagihan, dan terpengaruh baik secara langsung maupun tidak.
Salah satunya di kalangan anak sekolah merupakan salah satu kelompok yang mudah terpengaruh oleh dampak game online. Waktu yang seharusnya digunakan untuk beristirahat atau bermain, namun anak cenderung memanfaatkannya untuk duduk di depan komputer dan asik dalam permainan game online tersebut.
Meskipun kelihatannya sekedar duduk dampak jangka panjang dari permainan games yang menghabiskan waktu luang lebih dari 30 jam per-minggu, menguras banyak uang, bahkan permainan game dapat menguras energi serta membutuhkan konsentrasi dan anak diransang penasaran untuk mengejar nilai tinggi bahkan anak lupa waktu untuk berhenti sejenak.
“Ketergantungan semacam itu dapat memicu perilaku negatif seperti mencuri uang untuk membeli game baru, bolos sekolah,berbohong kepada orang tua, malas mengerjakan pekerjaan rumah (PR), atau rasa tak tenang saat tidak dapat bermain games.”
Bila anak bermain game dengan tingkat ketergantungan yang tinggi dan posisi duduk yang salah saat bermain games dikawatirkan anak akan mengidap Repetitive Strain Injury (RSI) atau nyeri sendi di kalangan anak-anak di usia muda.
Mencegah Dampak Game Online
Untuk mencegah seorang anak bermain game online tentu bukan pekerjaan mudah. Fasilitas internet yang banyak tersedia dimana-mana, salah satunya WARNET, menjadikan anak bisa mengakses internet dari mana saja.
Tidak selalu harus bermain di rumah, anak bisa mencuri waktu sepulang sekolah dengan mengunjungi arena game online atau WARNET yang ada di sekitar sekolah mereka.
Untuk itu, ada beberapa hal yang harus dilakukan orang tua. Di antaranya :
1. Bekerjasama dengan guru di sekolah untuk turut memantau perkembangan belajar anaknya.
2. Menjalin komunikasi informal pada anak agar seorang anak tersebut bisa terbuka pada orang tua, sehingga orang tua bisa memberikan pendidikan pada seorang anak tanpa sang anak merasa dihakimi.
3. Bagi para orang tua belajarlah tentang game online. Sehingga orang tua bisa berdiskusi dengan anak mereka tentang permainan tersebut. Jika ini bisa terjadi, anak tidak akan perlu mencari pelarian dengan kawan-kawannya untuk sekedar berdiskusi tentang permainan game online. Sehingga anak bisa lebih betah di rumah karena bisa mendapatkan kawan mengobrol yang memahami dunia mereka.
4. Orang tua harus memberikan waktu khusus untuk bermain game online, dan beri ketegasan pada anak tersebut untuk tidak bermain di luar waktu yang sudah disepakati. Ini menunjukkan bahwa orang tua tidak sekedar melarang, namun memberikan kelonggaran. Di sisi lain orang tua harus mengajarkan pada anak bagaimana untuk bertanggung jawab, disiplin pada waktu yang dimilikinya.
Referensi :
-Solihin,Gaul Tekno Tanpa Error, Gema Insani Press, Jakarta.2007
Pengaruh dan Dampak Game Online Bagi Kalangan Remaja (Terutama padaTingkat Pelajar )
Internet yang selama ini kita ketahui hanya untuk browsing, e-mail,
chatting ternyata sekarang sering digunakan oleh pelajar dan mahasiswa
untuk bermain game yang lebih dikenal dengan Game Online.
Dimana game online itu sendiri didefinisikan sebagai fasilitas
permainan digital di dunia maya yang dapat terhubung dengan puluhan
orang sekaligus serta dengan beragam permainan yang menarik bagi pemain
yang suka bersaing, juga dapat merangsang pemain untuk menampilkan hasil
yang lebih baik, karena masing-masing pemain akan berusaha untuk
mencapai patokan yang bersifat unggul.
Game online yang terkenal sebagai sarana pengisi waktu luang dan rifreshing bagi kalangan remaja dan dewasa yang kini berubah menjadi sarana kegiatan sehari-hari, sehingga sangat berdampak negative bagi subjek (pecandunya). Game yang terdapat dalam gamezone (game online) hanya bersifat fiktif dan karakter yang ada hanyalah illustrator, sehingga sifatnya hanya menyenangkan, dan game hanya membuang-buang uang, waktu, membuat seseorang menjadi malas, dan lupa diri akan tugas mereka sebagai pelajar dan mahasiswa , sebab pekerjaan-pekerjaan yang lain akan terbengkalai. Subjek juga merasa bahwa pengaruh game online tersebut tentunya bersifat negatif dan dapat membuat motivasi subjek menjadi rendah atau turun sehingga membuat nilai pelajaran atau prestasi akademisnya menurun.
Pengaruh Game Online
Permainan game online bagi kalangan remaja, pelajar tingkat pertama hingga menengah bahkan anak-anak TK bukanlah hal yang asing lagi di zaman sekarang ini. Banyak fakta yang kita jumpai, dengan survey ke warnet, maka tidak jarang kalangan dewasa dan remaja bahkan anak-anak yang sedang bermain game online. Bisnis warnet yang berada saat ini sangat digandrungi atau diminati banyak orang. Berkembangnya permainan game online ini pun sudah menjamur di kota-kota besar di Indonesia bahkan sampai ke pedesaan. Perkembangan warnet di Indonesia semenjak beberapa tahun terakhir terlihat sangat pesat. Dari hasil survey yang dilakukan oleh beberapa rekan kita (Wildan, Chan, Ari, Agusta) di beberapa warnet umumnya terlihat dipenuhi oleh kalangan pelajar yang tak kelak selalu datang untuk menghabiskan waktunya bermain game online dan terkadang mereka rela untuk tidak masuk sekolah (bolos ) hanya demi bermain game online.
Apa yang dilakukan pelajar tersebut terkadang tanpa diketahui oleh orang tua mereka, ada saja alasan mereka untuk meyakinkan orang tua nya, entah itu belajar di rumah teman, atau ada acara sekolah. Dan pasrahnya lagi mereka sampai meminta uang lebih dengan alasan tuk membeli kubutuhan sekolah mereka. Dalam hal ini seharusnya para orang tua harus lebih memperhatikan lagi anak – anak mereka, paling tidak mengetahui kemana mereka setelah pulang sekolah.
Untuk mengetahui lebih dalam fenomena ini, kita mencoba melakukan survey langsung dan sekaligus wawancara kepada beberapa pengguna fasilitas warnet (game online) di salah satu warnet di daerah kota Malang terutama di sekitar area kampus kita dan sekolah yang dekat dengan warnet. Di tempat tersebut bisa dibilang selalu ramai/diminati oleh para pelajar yang ingin bermain game online.
Sebelum melakukan wawancara terhadap beberapa pelajar, kita menyempatkan diri untuk terlebih dahulu bertanya–tanya pada salah satu Operator di warnet tersebut, sebut saja namanya “Mas Bagus” yang sudah sekitar 2 tahun bekerja sebagai Operator di tempat sekaligus pemillik warnet tersebut. Lalu kami melontarkan beberapa pertanyaan kepadanya, diantaranya adalah :
“Mas, Siapa saja sih yang sering datang ke tempat game online ini?”
Jawabnya :
“Wah,biasanya yang datang kesini rata – rata anak SD,SMP,SMK sampai mahasiswa.
“Berapa lama mereka bermain?”
Jawabnya:
“kebanyakan sih tuk anak SMP dan SMK mengambil paket 5 jam pukul 07.00-12.00 siang dan Mahasiswa kebanyakan mengambil paket Full 15-24 jam ”.
Dari sini kita lihat bahwa paket tersebut merupakan waktu yang seharusnya sekolah, kuliah sehingga bisa kita ambil kesimpulan bahwa mereka membolos pada jam tersebut dan memilih bermain game online di warnet tersebut. Sampai lupa untuk mengerjakan tugas-tugas mereka.
“Apa saja sih yang biasa dimainkan oleh mereka dan menurut mas sendiri bagus gak permainan game online pada umumnya yang mereka mainkan?”
Jawabnya :
“Rata – rata mereka bermain game online seperti Ayodance, RF, DotA, Point Blank, dan tak ayal mereka juga juga membuka jejaringan sosial seperti Facebook untuk sekedar mengupdate status. Kemudian ketika ditanyakan bagus tidaknya bermain game online bagi mereka, menurutnya tergantung dari pribadi para pelajar itu sendiri bagaimana mereka dapat mengatur waktunya dimana saat waktu untuk sekolah, kuliah, bekerja dan bermain lalu dari game online ini mungkin ada nilai baik dan buruknya, untuk buruknya pasti lebih banyak mereka bisa lupa akan kewajibannya untuk belajar, lupa waktu hingga tidak sekolah dan kuliah dan baiknya mungkin mereka bisa mendapatkan banyak teman baik nyata maupun di dunia maya”.
Selepas kami bertanya – tanya dengan Operator ditempat tersebut, kita melanjutkan dengan mewawancarai beberapa pelajar yang sedang bermain disana. Diawali dengan wawancara kita dengan salah satu siswa tingkat 2 SMP sebut saja namanya Galang, dia sering sekali bermain game online ini selepas pulang sekolah, ketika ditanya apakah orang tuanya mengetahui, ujarnya orang tuanya pun mengetahui kebiasaanya bermain ditempat ini dan hanya berpesan kepadanya agar tahu waktu bermain. Kami pun bertanya juga kepadanya :
”Enak gag sih bermain game online itu, biasanya suka kamu suka main game apa disini ?”
Jawabnya :
” Ehmmt…ya enak aja seru permainannya, biasanya main Ayodance, leaf 4 dead sama buka facebook”.
Bisa dibayangkan bahwa siswa sekolah menengah pertama saja sudah tak awam lagi tentang warnet, khususnya game online tersebut, malah ia terlihat mahir sekali dengan menggunakan komputer. Apa lagi ia sudah paham betul menggunakan situs jejaringan sosial terkenal seperti Facebook yang pada umunya sering digunakan oleh para remaja atau orang dewasa untuk berkomunikasi. Memang benar saja, perkembangan zaman saat ini sudah sangat pesat sekali anak – anak pun dapat menggunakan dan mengoperasikan komputer dengan baik walaupun hanya bermain game online. Dan mereka juga memanfaatkan game ini untuk bisa menambah teman apalagi mendapatkan kenalan cewek atau cowok. Mereka tidak merasa minder ataupun malu bermain disini.
Jadi maraknya perkembangan dunia internet, membawa banyak pengaruh dan dampak bagi mereka terutama pada kalangan pelajar. Salah satunya dengan kehadiran game online
Candu Game Online
Permainan ini dapat mengganggu prestasi belajar. Hal ini karena permainan game online memiliki sifat adiktif atau membawa candu. Akibatnya anak yang sudah mengenal game online akan cenderung ketagihan, dan terpengaruh baik secara langsung maupun tidak.
Salah satunya di kalangan anak sekolah merupakan salah satu kelompok yang mudah terpengaruh oleh dampak game online. Waktu yang seharusnya digunakan untuk beristirahat atau bermain, namun anak cenderung memanfaatkannya untuk duduk di depan komputer dan asik dalam permainan game online tersebut.
Meskipun kelihatannya sekedar duduk dampak jangka panjang dari permainan games yang menghabiskan waktu luang lebih dari 30 jam per-minggu, menguras banyak uang, bahkan permainan game dapat menguras energi serta membutuhkan konsentrasi dan anak diransang penasaran untuk mengejar nilai tinggi bahkan anak lupa waktu untuk berhenti sejenak.
“Ketergantungan semacam itu dapat memicu perilaku negatif seperti mencuri uang untuk membeli game baru, bolos sekolah,berbohong kepada orang tua, malas mengerjakan pekerjaan rumah (PR), atau rasa tak tenang saat tidak dapat bermain games.”
Bila anak bermain game dengan tingkat ketergantungan yang tinggi dan posisi duduk yang salah saat bermain games dikawatirkan anak akan mengidap Repetitive Strain Injury (RSI) atau nyeri sendi di kalangan anak-anak di usia muda.
Mencegah Dampak Game Online
Untuk mencegah seorang anak bermain game online tentu bukan pekerjaan mudah. Fasilitas internet yang banyak tersedia dimana-mana, salah satunya WARNET, menjadikan anak bisa mengakses internet dari mana saja.
Tidak selalu harus bermain di rumah, anak bisa mencuri waktu sepulang sekolah dengan mengunjungi arena game online atau WARNET yang ada di sekitar sekolah mereka.
Untuk itu, ada beberapa hal yang harus dilakukan orang tua. Di antaranya :
1. Bekerjasama dengan guru di sekolah untuk turut memantau perkembangan belajar anaknya.
2. Menjalin komunikasi informal pada anak agar seorang anak tersebut bisa terbuka pada orang tua, sehingga orang tua bisa memberikan pendidikan pada seorang anak tanpa sang anak merasa dihakimi.
3. Bagi para orang tua belajarlah tentang game online. Sehingga orang tua bisa berdiskusi dengan anak mereka tentang permainan tersebut. Jika ini bisa terjadi, anak tidak akan perlu mencari pelarian dengan kawan-kawannya untuk sekedar berdiskusi tentang permainan game online. Sehingga anak bisa lebih betah di rumah karena bisa mendapatkan kawan mengobrol yang memahami dunia mereka.
4. Orang tua harus memberikan waktu khusus untuk bermain game online, dan beri ketegasan pada anak tersebut untuk tidak bermain di luar waktu yang sudah disepakati. Ini menunjukkan bahwa orang tua tidak sekedar melarang, namun memberikan kelonggaran. Di sisi lain orang tua harus mengajarkan pada anak bagaimana untuk bertanggung jawab, disiplin pada waktu yang dimilikinya.
Referensi :
-Solihin,Gaul Tekno Tanpa Error, Gema Insani Press, Jakarta.2007
Game online yang terkenal sebagai sarana pengisi waktu luang dan rifreshing bagi kalangan remaja dan dewasa yang kini berubah menjadi sarana kegiatan sehari-hari, sehingga sangat berdampak negative bagi subjek (pecandunya). Game yang terdapat dalam gamezone (game online) hanya bersifat fiktif dan karakter yang ada hanyalah illustrator, sehingga sifatnya hanya menyenangkan, dan game hanya membuang-buang uang, waktu, membuat seseorang menjadi malas, dan lupa diri akan tugas mereka sebagai pelajar dan mahasiswa , sebab pekerjaan-pekerjaan yang lain akan terbengkalai. Subjek juga merasa bahwa pengaruh game online tersebut tentunya bersifat negatif dan dapat membuat motivasi subjek menjadi rendah atau turun sehingga membuat nilai pelajaran atau prestasi akademisnya menurun.
Pengaruh Game Online
Permainan game online bagi kalangan remaja, pelajar tingkat pertama hingga menengah bahkan anak-anak TK bukanlah hal yang asing lagi di zaman sekarang ini. Banyak fakta yang kita jumpai, dengan survey ke warnet, maka tidak jarang kalangan dewasa dan remaja bahkan anak-anak yang sedang bermain game online. Bisnis warnet yang berada saat ini sangat digandrungi atau diminati banyak orang. Berkembangnya permainan game online ini pun sudah menjamur di kota-kota besar di Indonesia bahkan sampai ke pedesaan. Perkembangan warnet di Indonesia semenjak beberapa tahun terakhir terlihat sangat pesat. Dari hasil survey yang dilakukan oleh beberapa rekan kita (Wildan, Chan, Ari, Agusta) di beberapa warnet umumnya terlihat dipenuhi oleh kalangan pelajar yang tak kelak selalu datang untuk menghabiskan waktunya bermain game online dan terkadang mereka rela untuk tidak masuk sekolah (bolos ) hanya demi bermain game online.
Apa yang dilakukan pelajar tersebut terkadang tanpa diketahui oleh orang tua mereka, ada saja alasan mereka untuk meyakinkan orang tua nya, entah itu belajar di rumah teman, atau ada acara sekolah. Dan pasrahnya lagi mereka sampai meminta uang lebih dengan alasan tuk membeli kubutuhan sekolah mereka. Dalam hal ini seharusnya para orang tua harus lebih memperhatikan lagi anak – anak mereka, paling tidak mengetahui kemana mereka setelah pulang sekolah.
Untuk mengetahui lebih dalam fenomena ini, kita mencoba melakukan survey langsung dan sekaligus wawancara kepada beberapa pengguna fasilitas warnet (game online) di salah satu warnet di daerah kota Malang terutama di sekitar area kampus kita dan sekolah yang dekat dengan warnet. Di tempat tersebut bisa dibilang selalu ramai/diminati oleh para pelajar yang ingin bermain game online.
Sebelum melakukan wawancara terhadap beberapa pelajar, kita menyempatkan diri untuk terlebih dahulu bertanya–tanya pada salah satu Operator di warnet tersebut, sebut saja namanya “Mas Bagus” yang sudah sekitar 2 tahun bekerja sebagai Operator di tempat sekaligus pemillik warnet tersebut. Lalu kami melontarkan beberapa pertanyaan kepadanya, diantaranya adalah :
“Mas, Siapa saja sih yang sering datang ke tempat game online ini?”
Jawabnya :
“Wah,biasanya yang datang kesini rata – rata anak SD,SMP,SMK sampai mahasiswa.
“Berapa lama mereka bermain?”
Jawabnya:
“kebanyakan sih tuk anak SMP dan SMK mengambil paket 5 jam pukul 07.00-12.00 siang dan Mahasiswa kebanyakan mengambil paket Full 15-24 jam ”.
Dari sini kita lihat bahwa paket tersebut merupakan waktu yang seharusnya sekolah, kuliah sehingga bisa kita ambil kesimpulan bahwa mereka membolos pada jam tersebut dan memilih bermain game online di warnet tersebut. Sampai lupa untuk mengerjakan tugas-tugas mereka.
“Apa saja sih yang biasa dimainkan oleh mereka dan menurut mas sendiri bagus gak permainan game online pada umumnya yang mereka mainkan?”
Jawabnya :
“Rata – rata mereka bermain game online seperti Ayodance, RF, DotA, Point Blank, dan tak ayal mereka juga juga membuka jejaringan sosial seperti Facebook untuk sekedar mengupdate status. Kemudian ketika ditanyakan bagus tidaknya bermain game online bagi mereka, menurutnya tergantung dari pribadi para pelajar itu sendiri bagaimana mereka dapat mengatur waktunya dimana saat waktu untuk sekolah, kuliah, bekerja dan bermain lalu dari game online ini mungkin ada nilai baik dan buruknya, untuk buruknya pasti lebih banyak mereka bisa lupa akan kewajibannya untuk belajar, lupa waktu hingga tidak sekolah dan kuliah dan baiknya mungkin mereka bisa mendapatkan banyak teman baik nyata maupun di dunia maya”.
Selepas kami bertanya – tanya dengan Operator ditempat tersebut, kita melanjutkan dengan mewawancarai beberapa pelajar yang sedang bermain disana. Diawali dengan wawancara kita dengan salah satu siswa tingkat 2 SMP sebut saja namanya Galang, dia sering sekali bermain game online ini selepas pulang sekolah, ketika ditanya apakah orang tuanya mengetahui, ujarnya orang tuanya pun mengetahui kebiasaanya bermain ditempat ini dan hanya berpesan kepadanya agar tahu waktu bermain. Kami pun bertanya juga kepadanya :
”Enak gag sih bermain game online itu, biasanya suka kamu suka main game apa disini ?”
Jawabnya :
” Ehmmt…ya enak aja seru permainannya, biasanya main Ayodance, leaf 4 dead sama buka facebook”.
Bisa dibayangkan bahwa siswa sekolah menengah pertama saja sudah tak awam lagi tentang warnet, khususnya game online tersebut, malah ia terlihat mahir sekali dengan menggunakan komputer. Apa lagi ia sudah paham betul menggunakan situs jejaringan sosial terkenal seperti Facebook yang pada umunya sering digunakan oleh para remaja atau orang dewasa untuk berkomunikasi. Memang benar saja, perkembangan zaman saat ini sudah sangat pesat sekali anak – anak pun dapat menggunakan dan mengoperasikan komputer dengan baik walaupun hanya bermain game online. Dan mereka juga memanfaatkan game ini untuk bisa menambah teman apalagi mendapatkan kenalan cewek atau cowok. Mereka tidak merasa minder ataupun malu bermain disini.
Jadi maraknya perkembangan dunia internet, membawa banyak pengaruh dan dampak bagi mereka terutama pada kalangan pelajar. Salah satunya dengan kehadiran game online
Candu Game Online
Permainan ini dapat mengganggu prestasi belajar. Hal ini karena permainan game online memiliki sifat adiktif atau membawa candu. Akibatnya anak yang sudah mengenal game online akan cenderung ketagihan, dan terpengaruh baik secara langsung maupun tidak.
Salah satunya di kalangan anak sekolah merupakan salah satu kelompok yang mudah terpengaruh oleh dampak game online. Waktu yang seharusnya digunakan untuk beristirahat atau bermain, namun anak cenderung memanfaatkannya untuk duduk di depan komputer dan asik dalam permainan game online tersebut.
Meskipun kelihatannya sekedar duduk dampak jangka panjang dari permainan games yang menghabiskan waktu luang lebih dari 30 jam per-minggu, menguras banyak uang, bahkan permainan game dapat menguras energi serta membutuhkan konsentrasi dan anak diransang penasaran untuk mengejar nilai tinggi bahkan anak lupa waktu untuk berhenti sejenak.
“Ketergantungan semacam itu dapat memicu perilaku negatif seperti mencuri uang untuk membeli game baru, bolos sekolah,berbohong kepada orang tua, malas mengerjakan pekerjaan rumah (PR), atau rasa tak tenang saat tidak dapat bermain games.”
Bila anak bermain game dengan tingkat ketergantungan yang tinggi dan posisi duduk yang salah saat bermain games dikawatirkan anak akan mengidap Repetitive Strain Injury (RSI) atau nyeri sendi di kalangan anak-anak di usia muda.
Mencegah Dampak Game Online
Untuk mencegah seorang anak bermain game online tentu bukan pekerjaan mudah. Fasilitas internet yang banyak tersedia dimana-mana, salah satunya WARNET, menjadikan anak bisa mengakses internet dari mana saja.
Tidak selalu harus bermain di rumah, anak bisa mencuri waktu sepulang sekolah dengan mengunjungi arena game online atau WARNET yang ada di sekitar sekolah mereka.
Untuk itu, ada beberapa hal yang harus dilakukan orang tua. Di antaranya :
1. Bekerjasama dengan guru di sekolah untuk turut memantau perkembangan belajar anaknya.
2. Menjalin komunikasi informal pada anak agar seorang anak tersebut bisa terbuka pada orang tua, sehingga orang tua bisa memberikan pendidikan pada seorang anak tanpa sang anak merasa dihakimi.
3. Bagi para orang tua belajarlah tentang game online. Sehingga orang tua bisa berdiskusi dengan anak mereka tentang permainan tersebut. Jika ini bisa terjadi, anak tidak akan perlu mencari pelarian dengan kawan-kawannya untuk sekedar berdiskusi tentang permainan game online. Sehingga anak bisa lebih betah di rumah karena bisa mendapatkan kawan mengobrol yang memahami dunia mereka.
4. Orang tua harus memberikan waktu khusus untuk bermain game online, dan beri ketegasan pada anak tersebut untuk tidak bermain di luar waktu yang sudah disepakati. Ini menunjukkan bahwa orang tua tidak sekedar melarang, namun memberikan kelonggaran. Di sisi lain orang tua harus mengajarkan pada anak bagaimana untuk bertanggung jawab, disiplin pada waktu yang dimilikinya.
Referensi :
-Solihin,Gaul Tekno Tanpa Error, Gema Insani Press, Jakarta.2007
Pengaruh dan Dampak Game Online Bagi Kalangan Remaja (Terutama padaTingkat Pelajar )
Internet yang selama ini kita ketahui hanya untuk browsing, e-mail,
chatting ternyata sekarang sering digunakan oleh pelajar dan mahasiswa
untuk bermain game yang lebih dikenal dengan Game Online.
Dimana game online itu sendiri didefinisikan sebagai fasilitas
permainan digital di dunia maya yang dapat terhubung dengan puluhan
orang sekaligus serta dengan beragam permainan yang menarik bagi pemain
yang suka bersaing, juga dapat merangsang pemain untuk menampilkan hasil
yang lebih baik, karena masing-masing pemain akan berusaha untuk
mencapai patokan yang bersifat unggul.
Game online yang terkenal sebagai sarana pengisi waktu luang dan rifreshing bagi kalangan remaja dan dewasa yang kini berubah menjadi sarana kegiatan sehari-hari, sehingga sangat berdampak negative bagi subjek (pecandunya). Game yang terdapat dalam gamezone (game online) hanya bersifat fiktif dan karakter yang ada hanyalah illustrator, sehingga sifatnya hanya menyenangkan, dan game hanya membuang-buang uang, waktu, membuat seseorang menjadi malas, dan lupa diri akan tugas mereka sebagai pelajar dan mahasiswa , sebab pekerjaan-pekerjaan yang lain akan terbengkalai. Subjek juga merasa bahwa pengaruh game online tersebut tentunya bersifat negatif dan dapat membuat motivasi subjek menjadi rendah atau turun sehingga membuat nilai pelajaran atau prestasi akademisnya menurun.
Pengaruh Game Online
Permainan game online bagi kalangan remaja, pelajar tingkat pertama hingga menengah bahkan anak-anak TK bukanlah hal yang asing lagi di zaman sekarang ini. Banyak fakta yang kita jumpai, dengan survey ke warnet, maka tidak jarang kalangan dewasa dan remaja bahkan anak-anak yang sedang bermain game online. Bisnis warnet yang berada saat ini sangat digandrungi atau diminati banyak orang. Berkembangnya permainan game online ini pun sudah menjamur di kota-kota besar di Indonesia bahkan sampai ke pedesaan. Perkembangan warnet di Indonesia semenjak beberapa tahun terakhir terlihat sangat pesat. Dari hasil survey yang dilakukan oleh beberapa rekan kita (Wildan, Chan, Ari, Agusta) di beberapa warnet umumnya terlihat dipenuhi oleh kalangan pelajar yang tak kelak selalu datang untuk menghabiskan waktunya bermain game online dan terkadang mereka rela untuk tidak masuk sekolah (bolos ) hanya demi bermain game online.
Apa yang dilakukan pelajar tersebut terkadang tanpa diketahui oleh orang tua mereka, ada saja alasan mereka untuk meyakinkan orang tua nya, entah itu belajar di rumah teman, atau ada acara sekolah. Dan pasrahnya lagi mereka sampai meminta uang lebih dengan alasan tuk membeli kubutuhan sekolah mereka. Dalam hal ini seharusnya para orang tua harus lebih memperhatikan lagi anak – anak mereka, paling tidak mengetahui kemana mereka setelah pulang sekolah.
Untuk mengetahui lebih dalam fenomena ini, kita mencoba melakukan survey langsung dan sekaligus wawancara kepada beberapa pengguna fasilitas warnet (game online) di salah satu warnet di daerah kota Malang terutama di sekitar area kampus kita dan sekolah yang dekat dengan warnet. Di tempat tersebut bisa dibilang selalu ramai/diminati oleh para pelajar yang ingin bermain game online.
Sebelum melakukan wawancara terhadap beberapa pelajar, kita menyempatkan diri untuk terlebih dahulu bertanya–tanya pada salah satu Operator di warnet tersebut, sebut saja namanya “Mas Bagus” yang sudah sekitar 2 tahun bekerja sebagai Operator di tempat sekaligus pemillik warnet tersebut. Lalu kami melontarkan beberapa pertanyaan kepadanya, diantaranya adalah :
“Mas, Siapa saja sih yang sering datang ke tempat game online ini?”
Jawabnya :
“Wah,biasanya yang datang kesini rata – rata anak SD,SMP,SMK sampai mahasiswa.
“Berapa lama mereka bermain?”
Jawabnya:
“kebanyakan sih tuk anak SMP dan SMK mengambil paket 5 jam pukul 07.00-12.00 siang dan Mahasiswa kebanyakan mengambil paket Full 15-24 jam ”.
Dari sini kita lihat bahwa paket tersebut merupakan waktu yang seharusnya sekolah, kuliah sehingga bisa kita ambil kesimpulan bahwa mereka membolos pada jam tersebut dan memilih bermain game online di warnet tersebut. Sampai lupa untuk mengerjakan tugas-tugas mereka.
“Apa saja sih yang biasa dimainkan oleh mereka dan menurut mas sendiri bagus gak permainan game online pada umumnya yang mereka mainkan?”
Jawabnya :
“Rata – rata mereka bermain game online seperti Ayodance, RF, DotA, Point Blank, dan tak ayal mereka juga juga membuka jejaringan sosial seperti Facebook untuk sekedar mengupdate status. Kemudian ketika ditanyakan bagus tidaknya bermain game online bagi mereka, menurutnya tergantung dari pribadi para pelajar itu sendiri bagaimana mereka dapat mengatur waktunya dimana saat waktu untuk sekolah, kuliah, bekerja dan bermain lalu dari game online ini mungkin ada nilai baik dan buruknya, untuk buruknya pasti lebih banyak mereka bisa lupa akan kewajibannya untuk belajar, lupa waktu hingga tidak sekolah dan kuliah dan baiknya mungkin mereka bisa mendapatkan banyak teman baik nyata maupun di dunia maya”.
Selepas kami bertanya – tanya dengan Operator ditempat tersebut, kita melanjutkan dengan mewawancarai beberapa pelajar yang sedang bermain disana. Diawali dengan wawancara kita dengan salah satu siswa tingkat 2 SMP sebut saja namanya Galang, dia sering sekali bermain game online ini selepas pulang sekolah, ketika ditanya apakah orang tuanya mengetahui, ujarnya orang tuanya pun mengetahui kebiasaanya bermain ditempat ini dan hanya berpesan kepadanya agar tahu waktu bermain. Kami pun bertanya juga kepadanya :
”Enak gag sih bermain game online itu, biasanya suka kamu suka main game apa disini ?”
Jawabnya :
” Ehmmt…ya enak aja seru permainannya, biasanya main Ayodance, leaf 4 dead sama buka facebook”.
Bisa dibayangkan bahwa siswa sekolah menengah pertama saja sudah tak awam lagi tentang warnet, khususnya game online tersebut, malah ia terlihat mahir sekali dengan menggunakan komputer. Apa lagi ia sudah paham betul menggunakan situs jejaringan sosial terkenal seperti Facebook yang pada umunya sering digunakan oleh para remaja atau orang dewasa untuk berkomunikasi. Memang benar saja, perkembangan zaman saat ini sudah sangat pesat sekali anak – anak pun dapat menggunakan dan mengoperasikan komputer dengan baik walaupun hanya bermain game online. Dan mereka juga memanfaatkan game ini untuk bisa menambah teman apalagi mendapatkan kenalan cewek atau cowok. Mereka tidak merasa minder ataupun malu bermain disini.
Jadi maraknya perkembangan dunia internet, membawa banyak pengaruh dan dampak bagi mereka terutama pada kalangan pelajar. Salah satunya dengan kehadiran game online
Candu Game Online
Permainan ini dapat mengganggu prestasi belajar. Hal ini karena permainan game online memiliki sifat adiktif atau membawa candu. Akibatnya anak yang sudah mengenal game online akan cenderung ketagihan, dan terpengaruh baik secara langsung maupun tidak.
Salah satunya di kalangan anak sekolah merupakan salah satu kelompok yang mudah terpengaruh oleh dampak game online. Waktu yang seharusnya digunakan untuk beristirahat atau bermain, namun anak cenderung memanfaatkannya untuk duduk di depan komputer dan asik dalam permainan game online tersebut.
Meskipun kelihatannya sekedar duduk dampak jangka panjang dari permainan games yang menghabiskan waktu luang lebih dari 30 jam per-minggu, menguras banyak uang, bahkan permainan game dapat menguras energi serta membutuhkan konsentrasi dan anak diransang penasaran untuk mengejar nilai tinggi bahkan anak lupa waktu untuk berhenti sejenak.
“Ketergantungan semacam itu dapat memicu perilaku negatif seperti mencuri uang untuk membeli game baru, bolos sekolah,berbohong kepada orang tua, malas mengerjakan pekerjaan rumah (PR), atau rasa tak tenang saat tidak dapat bermain games.”
Bila anak bermain game dengan tingkat ketergantungan yang tinggi dan posisi duduk yang salah saat bermain games dikawatirkan anak akan mengidap Repetitive Strain Injury (RSI) atau nyeri sendi di kalangan anak-anak di usia muda.
Mencegah Dampak Game Online
Untuk mencegah seorang anak bermain game online tentu bukan pekerjaan mudah. Fasilitas internet yang banyak tersedia dimana-mana, salah satunya WARNET, menjadikan anak bisa mengakses internet dari mana saja.
Tidak selalu harus bermain di rumah, anak bisa mencuri waktu sepulang sekolah dengan mengunjungi arena game online atau WARNET yang ada di sekitar sekolah mereka.
Untuk itu, ada beberapa hal yang harus dilakukan orang tua. Di antaranya :
1. Bekerjasama dengan guru di sekolah untuk turut memantau perkembangan belajar anaknya.
2. Menjalin komunikasi informal pada anak agar seorang anak tersebut bisa terbuka pada orang tua, sehingga orang tua bisa memberikan pendidikan pada seorang anak tanpa sang anak merasa dihakimi.
3. Bagi para orang tua belajarlah tentang game online. Sehingga orang tua bisa berdiskusi dengan anak mereka tentang permainan tersebut. Jika ini bisa terjadi, anak tidak akan perlu mencari pelarian dengan kawan-kawannya untuk sekedar berdiskusi tentang permainan game online. Sehingga anak bisa lebih betah di rumah karena bisa mendapatkan kawan mengobrol yang memahami dunia mereka.
4. Orang tua harus memberikan waktu khusus untuk bermain game online, dan beri ketegasan pada anak tersebut untuk tidak bermain di luar waktu yang sudah disepakati. Ini menunjukkan bahwa orang tua tidak sekedar melarang, namun memberikan kelonggaran. Di sisi lain orang tua harus mengajarkan pada anak bagaimana untuk bertanggung jawab, disiplin pada waktu yang dimilikinya.
Referensi :
-Solihin,Gaul Tekno Tanpa Error, Gema Insani Press, Jakarta.2007
Game online yang terkenal sebagai sarana pengisi waktu luang dan rifreshing bagi kalangan remaja dan dewasa yang kini berubah menjadi sarana kegiatan sehari-hari, sehingga sangat berdampak negative bagi subjek (pecandunya). Game yang terdapat dalam gamezone (game online) hanya bersifat fiktif dan karakter yang ada hanyalah illustrator, sehingga sifatnya hanya menyenangkan, dan game hanya membuang-buang uang, waktu, membuat seseorang menjadi malas, dan lupa diri akan tugas mereka sebagai pelajar dan mahasiswa , sebab pekerjaan-pekerjaan yang lain akan terbengkalai. Subjek juga merasa bahwa pengaruh game online tersebut tentunya bersifat negatif dan dapat membuat motivasi subjek menjadi rendah atau turun sehingga membuat nilai pelajaran atau prestasi akademisnya menurun.
Pengaruh Game Online
Permainan game online bagi kalangan remaja, pelajar tingkat pertama hingga menengah bahkan anak-anak TK bukanlah hal yang asing lagi di zaman sekarang ini. Banyak fakta yang kita jumpai, dengan survey ke warnet, maka tidak jarang kalangan dewasa dan remaja bahkan anak-anak yang sedang bermain game online. Bisnis warnet yang berada saat ini sangat digandrungi atau diminati banyak orang. Berkembangnya permainan game online ini pun sudah menjamur di kota-kota besar di Indonesia bahkan sampai ke pedesaan. Perkembangan warnet di Indonesia semenjak beberapa tahun terakhir terlihat sangat pesat. Dari hasil survey yang dilakukan oleh beberapa rekan kita (Wildan, Chan, Ari, Agusta) di beberapa warnet umumnya terlihat dipenuhi oleh kalangan pelajar yang tak kelak selalu datang untuk menghabiskan waktunya bermain game online dan terkadang mereka rela untuk tidak masuk sekolah (bolos ) hanya demi bermain game online.
Apa yang dilakukan pelajar tersebut terkadang tanpa diketahui oleh orang tua mereka, ada saja alasan mereka untuk meyakinkan orang tua nya, entah itu belajar di rumah teman, atau ada acara sekolah. Dan pasrahnya lagi mereka sampai meminta uang lebih dengan alasan tuk membeli kubutuhan sekolah mereka. Dalam hal ini seharusnya para orang tua harus lebih memperhatikan lagi anak – anak mereka, paling tidak mengetahui kemana mereka setelah pulang sekolah.
Untuk mengetahui lebih dalam fenomena ini, kita mencoba melakukan survey langsung dan sekaligus wawancara kepada beberapa pengguna fasilitas warnet (game online) di salah satu warnet di daerah kota Malang terutama di sekitar area kampus kita dan sekolah yang dekat dengan warnet. Di tempat tersebut bisa dibilang selalu ramai/diminati oleh para pelajar yang ingin bermain game online.
Sebelum melakukan wawancara terhadap beberapa pelajar, kita menyempatkan diri untuk terlebih dahulu bertanya–tanya pada salah satu Operator di warnet tersebut, sebut saja namanya “Mas Bagus” yang sudah sekitar 2 tahun bekerja sebagai Operator di tempat sekaligus pemillik warnet tersebut. Lalu kami melontarkan beberapa pertanyaan kepadanya, diantaranya adalah :
“Mas, Siapa saja sih yang sering datang ke tempat game online ini?”
Jawabnya :
“Wah,biasanya yang datang kesini rata – rata anak SD,SMP,SMK sampai mahasiswa.
“Berapa lama mereka bermain?”
Jawabnya:
“kebanyakan sih tuk anak SMP dan SMK mengambil paket 5 jam pukul 07.00-12.00 siang dan Mahasiswa kebanyakan mengambil paket Full 15-24 jam ”.
Dari sini kita lihat bahwa paket tersebut merupakan waktu yang seharusnya sekolah, kuliah sehingga bisa kita ambil kesimpulan bahwa mereka membolos pada jam tersebut dan memilih bermain game online di warnet tersebut. Sampai lupa untuk mengerjakan tugas-tugas mereka.
“Apa saja sih yang biasa dimainkan oleh mereka dan menurut mas sendiri bagus gak permainan game online pada umumnya yang mereka mainkan?”
Jawabnya :
“Rata – rata mereka bermain game online seperti Ayodance, RF, DotA, Point Blank, dan tak ayal mereka juga juga membuka jejaringan sosial seperti Facebook untuk sekedar mengupdate status. Kemudian ketika ditanyakan bagus tidaknya bermain game online bagi mereka, menurutnya tergantung dari pribadi para pelajar itu sendiri bagaimana mereka dapat mengatur waktunya dimana saat waktu untuk sekolah, kuliah, bekerja dan bermain lalu dari game online ini mungkin ada nilai baik dan buruknya, untuk buruknya pasti lebih banyak mereka bisa lupa akan kewajibannya untuk belajar, lupa waktu hingga tidak sekolah dan kuliah dan baiknya mungkin mereka bisa mendapatkan banyak teman baik nyata maupun di dunia maya”.
Selepas kami bertanya – tanya dengan Operator ditempat tersebut, kita melanjutkan dengan mewawancarai beberapa pelajar yang sedang bermain disana. Diawali dengan wawancara kita dengan salah satu siswa tingkat 2 SMP sebut saja namanya Galang, dia sering sekali bermain game online ini selepas pulang sekolah, ketika ditanya apakah orang tuanya mengetahui, ujarnya orang tuanya pun mengetahui kebiasaanya bermain ditempat ini dan hanya berpesan kepadanya agar tahu waktu bermain. Kami pun bertanya juga kepadanya :
”Enak gag sih bermain game online itu, biasanya suka kamu suka main game apa disini ?”
Jawabnya :
” Ehmmt…ya enak aja seru permainannya, biasanya main Ayodance, leaf 4 dead sama buka facebook”.
Bisa dibayangkan bahwa siswa sekolah menengah pertama saja sudah tak awam lagi tentang warnet, khususnya game online tersebut, malah ia terlihat mahir sekali dengan menggunakan komputer. Apa lagi ia sudah paham betul menggunakan situs jejaringan sosial terkenal seperti Facebook yang pada umunya sering digunakan oleh para remaja atau orang dewasa untuk berkomunikasi. Memang benar saja, perkembangan zaman saat ini sudah sangat pesat sekali anak – anak pun dapat menggunakan dan mengoperasikan komputer dengan baik walaupun hanya bermain game online. Dan mereka juga memanfaatkan game ini untuk bisa menambah teman apalagi mendapatkan kenalan cewek atau cowok. Mereka tidak merasa minder ataupun malu bermain disini.
Jadi maraknya perkembangan dunia internet, membawa banyak pengaruh dan dampak bagi mereka terutama pada kalangan pelajar. Salah satunya dengan kehadiran game online
Candu Game Online
Permainan ini dapat mengganggu prestasi belajar. Hal ini karena permainan game online memiliki sifat adiktif atau membawa candu. Akibatnya anak yang sudah mengenal game online akan cenderung ketagihan, dan terpengaruh baik secara langsung maupun tidak.
Salah satunya di kalangan anak sekolah merupakan salah satu kelompok yang mudah terpengaruh oleh dampak game online. Waktu yang seharusnya digunakan untuk beristirahat atau bermain, namun anak cenderung memanfaatkannya untuk duduk di depan komputer dan asik dalam permainan game online tersebut.
Meskipun kelihatannya sekedar duduk dampak jangka panjang dari permainan games yang menghabiskan waktu luang lebih dari 30 jam per-minggu, menguras banyak uang, bahkan permainan game dapat menguras energi serta membutuhkan konsentrasi dan anak diransang penasaran untuk mengejar nilai tinggi bahkan anak lupa waktu untuk berhenti sejenak.
“Ketergantungan semacam itu dapat memicu perilaku negatif seperti mencuri uang untuk membeli game baru, bolos sekolah,berbohong kepada orang tua, malas mengerjakan pekerjaan rumah (PR), atau rasa tak tenang saat tidak dapat bermain games.”
Bila anak bermain game dengan tingkat ketergantungan yang tinggi dan posisi duduk yang salah saat bermain games dikawatirkan anak akan mengidap Repetitive Strain Injury (RSI) atau nyeri sendi di kalangan anak-anak di usia muda.
Mencegah Dampak Game Online
Untuk mencegah seorang anak bermain game online tentu bukan pekerjaan mudah. Fasilitas internet yang banyak tersedia dimana-mana, salah satunya WARNET, menjadikan anak bisa mengakses internet dari mana saja.
Tidak selalu harus bermain di rumah, anak bisa mencuri waktu sepulang sekolah dengan mengunjungi arena game online atau WARNET yang ada di sekitar sekolah mereka.
Untuk itu, ada beberapa hal yang harus dilakukan orang tua. Di antaranya :
1. Bekerjasama dengan guru di sekolah untuk turut memantau perkembangan belajar anaknya.
2. Menjalin komunikasi informal pada anak agar seorang anak tersebut bisa terbuka pada orang tua, sehingga orang tua bisa memberikan pendidikan pada seorang anak tanpa sang anak merasa dihakimi.
3. Bagi para orang tua belajarlah tentang game online. Sehingga orang tua bisa berdiskusi dengan anak mereka tentang permainan tersebut. Jika ini bisa terjadi, anak tidak akan perlu mencari pelarian dengan kawan-kawannya untuk sekedar berdiskusi tentang permainan game online. Sehingga anak bisa lebih betah di rumah karena bisa mendapatkan kawan mengobrol yang memahami dunia mereka.
4. Orang tua harus memberikan waktu khusus untuk bermain game online, dan beri ketegasan pada anak tersebut untuk tidak bermain di luar waktu yang sudah disepakati. Ini menunjukkan bahwa orang tua tidak sekedar melarang, namun memberikan kelonggaran. Di sisi lain orang tua harus mengajarkan pada anak bagaimana untuk bertanggung jawab, disiplin pada waktu yang dimilikinya.
Referensi :
-Solihin,Gaul Tekno Tanpa Error, Gema Insani Press, Jakarta.2007
Langganan:
Postingan (Atom)